Agama Dinilai Sering Jadi Korban Teroris
VIVAnews - Usai bertemu Presiden Yudhoyono, Presiden India, Pratibha Devisingh Patil, menemui Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat, Hidayat Nurwahid. Dalam pertemuan ini, kedua negara sepakat memberantas aksi teroris.
"Kita semua harus menolak terorisme dan perlu bekerja sama secara maksimal untuk memberantas teroris," ujar Hidayat Nurwahid usai bertemu Presiden India, Pratibha Devisingh Patil, di lantai 9, Gedung Nusantara III, DPR, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Senin 1 Desember 2008.
Pertemuan dengan Presiden India, lanjut Hidayat, juga membicarakan soal agama yang tidak pernah mengajarkan terorisme. Agama, menurut Hidayat dan Presiden India, justru sering kali menjadi korban dari terorisme. Selain itu, pertemuan juga membicarakan masalah sistem demokrasi di dua negara.
"Demokrasi adalah salah satu pintu untuk memberantas terorisme melalui pendekatan yang efektif dan sesuai aturan hukum. Kita juga saling mengapresiasi pelaksaanaan demokrasi di masing-masing negara. Karena kedua negara mempunyai keunikan masing-masing," jelas Hidayat.
Indonesia dan India. ujar Hidayat, disebut sebagai komunitas terbesar dalam prakter berdemokrasi, dengan latar belakang masyarakat beragama yang berbeda. "India dengan Hindunya, dan Indonesia dengan Islamnya. Itu bukti bahwa agama tidak bertentangan dengan demokrasi," ujar Hidayat.