VIVAnews - PT Darya Varia Laboratoria Tbk (DVLA) akan melanjutkan penjualan pabrik, PT Kenrose Indonesia. Tiga bulan lalu, perseroan telah menjual pabrik, PT Pabrik Obat Dupa, kepada grup Blue Bird senilai Rp 29 miliar. Sementara itu, peralatan pabrik telah dipindahkan ke pabrik PT Pradja Pharin.
Presiden Direktur Darya Varia Laboratoria Manuel P Engwa mengatakan, penjualan Kenrose diharapkan rampung secepatnya. Namun, perseroan menunggu harga tawaran tertinggi.
"Kami telah menunjuk Ray White sebagai agen penjualan aset tersebut," kata dia dalam paparan publik perseroan di Hotel Mulia, Jakarta, Rabu, 3 Desember 2008.
Engwa menambahkan, pihaknya telah memberhentikan karyawan yang bekerja pada kedua pabrik itu sejak 1998. Hingga saat ini, perseroan belum kembali memberhentikan karyawan, meski terjadi krisis ekonomi global. Jumlah karyawan Darya Varia saat ini sekitar 2.000 orang.
Direktur Keuangan Darya Varia Laboratoria Oscar E Carag mengatakan, utilisasi produksi pabrik perseroan saat ini sekitar 60 persen. Pada 2009, utilisasi itu akan ditingkatkan menjadi 70 persen, karena penambahan produk dari tujuh lisensi baru.
"Kini, kami memiliki dua pabrik, yakni Darya Varia Laboratoria dan Pradja Pharin," ujar dia.
Dia menambahkan, perseroan menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 37 miliar. Sekitar Rp 24,05 miliar atau 65 persen capex akan digunakan untuk meningkatkan kapasitas produksi, sisanya untuk modal kerja. Dana capex berasal dari kas perusahaan.
"Kami tidak memiliki utang dan belum berencana mencari pinjaman. Keuangan perseroan dalam kondisi yang baik," kata dia.
Carag mengakui, perseroan menghadapi masalah kenaikan harga bahan baku dan pelemahan rupiah terhadap dolar AS. Hal itu berpotensi menurunkan margin laba kotor menjadi 58-63 persen pada 2009.
Pada 2007, margin laba kotor Darya Varia mencapai 64 persen, sedangkan per 30 September 2008 sebesar 63 persen. Prediksi margin 2009 itu dengan asumsi rupiah berada di level 10.000/US$. Sedangkan The Hongkong and Shanghai Bank Corporation (HSBC) memperkirakan rupiah di level 13.500/US$.
"Jika prediksi itu benar, margin kami lebih tergerus," ujar dia.
Dia menambahkan, perseroan akan menaikkan harga jual tahun depan. Namun, manajemen enggan menjelaskan lebih lanjut.
Pada periode Januari hingga September 2008, harga jual produk perseroan sudah naik 4-5 persen. Sementara itu, bahan baku meningkat 30-40 persen.
VIVA.co.id
19 April 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Selengkapnya
VIVA Networks
Belakangan ini pelat nomor khusus kembali menjadi sorotan, banyak mobil mewah menggunakan pelat dewa tersebut ternyata palsu, dan sudah diamankan pihak kepolisian. Terbar
Benarkah Insecure Dosa? Begini Kata Habib Jafar
Sahijab
sekitar 1 bulan lalu
Istilah "insecure" erat kaitannya dengan tingkat percaya diri seseorang, yang merupakan perasaan yang dapat berubah sesuai dengan situasi yang dialami. Apakah ini dosa?
Me Time by Kata Dokter: 5 Fakta dan Mitos Tentang Kecantikan yang Sering Disalahpahami
IntipSeleb
sekitar 1 jam lalu
Banyak anggapan keliru soal kulit wajah yang beredar di masyarakat. Maka dari itu, yuk kita simak penjelasan fakta dan mitos tentang kecantikan yang sering disalahpahami
Suami Zaskia Gotik Terseret Kasus Korupsi, Warganet Bandingkan dengan Vicky Prasetyo
JagoDangdut
38 menit lalu
Suami penyanyi dangdut Zaskia Gotik, Sirajuddin Mahmud, memenuhi panggilan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dan menjalani sidang sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi.
Selengkapnya
Isu Terkini