VIVAnews - Setelah mengalami kenaikan dalam dua hari terakhir perdagangan, indeks-indeks harga saham di bursa Wall Street anjlok di akhir perdagangan Selasa, 9 Desember 2008 (Rabu pagi WIB).
Kesulitan yang dialami perusahaan-perusahaan di AS untuk bertahan dalam resesi telah membuat investor kehilangan keyakinan terhadap pasar. Analis juga menilai bahwa ketidakpastian dari Kongres tentang penyaluran dana talangan (bailout) kepada perusahaan otomotif AS, juga semakin memperparah sentimen para investor.
Indeks saham industri Dow Jones anjlok 242,85 poin (2,72 persen) ke level 8.691,33 setelah sempat mengumpulkan 560 poin dalam perdagangan Jumat pekan lalu dan Senin kemarin. Indikator saham lain juga mengalami penurunan. Indeks Standard & Poor 500 jatuh 21,03 poin (2,31 persen) ke posisi 888,67.
Selain itu, penurunan indeks saham teknologi Nasdaq tidak terlalu drastis karena investor memutuskan untuk membeli saham perusahaan teknologi yang sedang bermasalah. Indeks saham perusahaan-perusahaan bidang teknologi tersebut jatuh 24,40 poin (1,55 persen) ke level 1.547,34. Indeks saham perusahaan-perusahaan kecil Russell 2000 turun 15,67 poin (3,26 persen) ke posisi 465,71.
"Pasar sedang benar-benar mengekspresikan ketidakpastian tentang masa mendatang," kata Marian Kessler, manajer Becker Value Equity Fund di Portland, Oregon. "Pasar sedang bergulat dengan resesi parah yang mungkin akan terjadi pada 2009." lanjutnya.
Sedangkan di bursa saham Asia dan Eropa, terjadi penurunan dan kenaikan. Di Eropa, indeks FTSE-100 naik 1,89 persen. Indeks DAX Jerman meningkat 1,34 persen dan indeks CAC-40 Prancis meraih 1,55 persen. Di Asia, indeks Hang Seng Hong Kong ditutup turun 1,94 persen setelah mengumpulkan banyak poin di akhir perdagangan Senin lalu. Indeks Nikkei 225 Jepang naik 0,80 persen. (AP)