Konversi Minyak Tanah

Kalla: Sempat Pesimistis Elpiji Tak Laku

VIVAnews – Wakil Presiden Jusuf Kalla mengakui rendahnya fasilitas penyediaan elpiji, dari hulu hingga hilir akibat ketidakyakinan pemerintah terhadap keberhasilan program konversi elpiji. Inilah yang membuat pemerintah tidak secepatnya membangun infrastruktur elpiji.

Ada 4,14 Juta Temuan di Google jika Klik Kata Ini

Rangkaian produksi dan distribusi elpiji lebih panjang dibanding minyak tanah. Paling tidak ada enam langkah untuk sampai ke konsumen, mulai produksi, pengapalan, ke kilang elpiji, masuk penyimpanan, lalu dikirim ke stasiun pengisian bahan bakar.

“Semua langkah ini kekuatannya harus sama. Ini yang kami sebut suatu dilema keberhasilan. Pada saat mengkonversi masih ada suatu ketidakyakinan, baik pemerintah, pengusaha, maupun masyarakat,” ujar Kalla saat meninjau depot elpiji Tanjung Priok, Jakarta, Minggu 14 Desember 2008.

Namun, perkembangannya berbeda. Elpiji justru menjadi bahan bakar yang disuka masyarakat. Selain karena bersih, bahan bakar ini lebih murah dari minyak tanah.

Untuk itu, pemerintah akan segera membangun unit penyimpanan elpiji agar kelangkaan elpiji tidak terjadi lagi. Pemerintah juga akan mempercepat pembangunan 53 stasiun pengisian bahan bakar elpiji (SPBE). “Dalam enam bulan ke depan bisa membangun 108 SPBE,” katanya.

Sebenarnya, pemerintah telah menargetkan 200 SPBE hingga akhir 2010. Pembangunan ini seiring dengan selesainya konversi minyak tanah ke gas elpiji.

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan [dok. Kemenko Marves]

Jokowi Beri Tugas Baru ke Luhut Urus Sumber Daya Air Nasional

Presiden Jokowi menunjuk Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan sebagai Ketua sekaligus anggota Dewan Sumber Daya Air Nasional.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024