Di Tengah Krisis, Media AS Cari Alternatif

VIVAnews - Kebijakan konglomerat media massa di Amerika Serikat (AS), Tribune Co., yang mengajukan perlindungan pailit awal Desember 2008 menjadi pertanda baru bagi suramnya industri media massa cetak di negara tersebut di tengah resesi ekonomi dan lesunya tingkat pendapatan.

Sejumlah media massa cetak lain di AS, walau tidak separah Tribune, juga mengalami masalah keuangan. Mereka pun mulai mengubah strategi dalam menghadapi kesulitan keuangan. Demikian ungkap surat kabar yang dimiliki oleh Tribune, The Los Angeles Times, edisi Selasa 9 Desember 2008. 

Dalam beberapa pekan terakhir, perusahaan McClatchy berupaya menjual surat kabar Miami Herald. Sedangkan pengelola koran Christian Science Monitor berencana tidak akan lagi menerbitkan edisi cetak dan berkonsentrasi ke layanan internet.

Surat kabar dengan oplah terbesar, The New York Times, akan menyewakan sebagian ruang di gedung kantor pusatnya di New York demi membantu menambal biaya operasional. Sedangkan Philadelphia Inquirer dan Minneapolis Star-Tribune terancam gagal bayar utang.

Namun perusahaan-perusahaan media tersebut belum mengalami krisis separah Tribune, yang harus mengajukan pailit sehingga menimbulkan keresahan bagi 16.000 karyawan. Sebagai dampaknya, Tribune mengalami reorganisasi besar-besaran dan setiap keputusan manajemen harus mendapat persetujuan hakim pengadilan pailit. Selain itu semua asetnya ditentukan oleh para kreditur.

Tribune memiliki sejumlah aset, diantaranya surat kabar The Los Angeles Times, The Chicago Tribune, The Sun of Bultimore, dan beberapa media cetak terkemuka lain serta 23 stasiun televisi di penjuru AS. Selain menguasai sejumlah surat kabar dan puluhan stasiun televisi, Tribune memiliki klub bisbol Chicago Cubs.

Masalahnya, utang Tribune kini mencapai US$13 miliar dan aset hanya US$7,6 miliar. Kendati pembayaran utang rata-rata baru jatuh tempo Juni 2009, Tribune sudah tidak bisa lagi diandalkan para kreditur untuk memenuhi kewajiban finansialnya.

Selain salah manajemen, Tribune juga bermasalah dengan merosotnya tingkat pendapatan iklan akibat tergerus oleh pesatnya perkembangan industri layanan internet.

Tren menurunnya industri media cetak di AS juga telah diwanti-wanti oleh lembaga pemeringkat kredit, Fitch Ratings. Beberapa waktu lalu, lembaga tersebut mengeluarkan peringatan bahwa "akan ada lagi surat kabar dan kelompok penerbit surat kabar yang mengalami masalah dengan utang, ditutup, atau dilikuidasi pada tahun 2009 dan beberapa kota bisa jadi tanpa memiliki surat kabar lokal pada tahun 2010."

Namun, pengamat media dari Morton Research Inc., John Morton, masih yakin bahwa kejayaan industri surat kabar di AS masih tetap berkibar. Bahkan tetap bertahan kendati berpotensi kehilangan marjin laba 20 persen.

"Hanya surat kabar yang secara ekonomis terorganisir dalam mengumpulkan informasi secara massal. Tidak ada satu bentuk mediapun yang bisa melakukannya secara teorganisir. Masih ada permintaan untuk medium informasi itu," kata Morton seperti yang dikutip Independent.

Masalahnya, lanjut Norton, bagaimana surat kabar tetap menyampaikan informasi secara terorganisir saat mereka pun mulai menjadi situs internet.

5 Rekomendasi Makanan untuk Ibu Menyusui Agar ASI Lancar
Pelatih Indonesia U-23, Shin Tae-yong

Yang Bikin Shin Tae-yong Terusik saat Indonesia Kalahkan Korea Selatan

Pelatih Indonesia U-23, Shin Tae-yong tak lantas puas 100 persen saat berhasil mengalahkan Korea Selatan U-23 dalam perempat final Piala Asia U-23 2024.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024