Prediksi

Indeks Saham Rawan Terkoreksi

VIVAnews – Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Kamis, 18 Desember 2008, diperkirakan berpotensi terkoreksi. Investor akan mengambil keuntungan (profit taking) pascakenaikan pada perdagangan Rabu kemarin.

"Biasanya ada koreksi teknis setelah menguat," kata analis pasar modal David Cornelis kepada VIVAnews di Jakarta.

Shopee Tawarkan Program Garansi Tepat Waktu, Begini Cara Klaimnya

David memproyeksikan, indeks hari ini bergerak pada kisaran batas bawah (support) 1.285 dan batas atas (resistance) 1.430.

Pada transaksi kemarin, indeks ditutup menguat 21,15 poin (1,57 persen) menjadi 1.363,98. Sedangkan pada perdagangan Selasa, 16 Desember, IHSG berakhir melemah 16,44 poin (1,21 persen) ke level 1.342,83. 

Indeks di bursa Asia pada akhir perdagangan kemarin, sebagian besar menguat. Indeks Hang Seng Hong Kong menguat 330,31 poin atau 2,18 persen ke 15.460,52, Nikkei 225 Jepang berbalik menguat 44,50 poin (0,52 persen) ke level 8.612,52, dan Straits Times Singapura naik 12,56 poin atau 0,70 persen menjadi 1.794,65.

Sedangkan bursa Wall Street, pada perdagangan Rabu sore waktu New York atau Kamis dini hari WIB, indeks Dow Jones melemah 99,80 poin atau 1,12 persen, indeks teknologi Nasdaq turun 10,58 poin (0,67 persen) ke 1.579,31, serta indeks S&P 500 juga terkoreksi 8,76 poin (0,96 persen) ke 904,42.

Menurut David, indeks untuk jangka pendek sudah berpeluang terkoreksi, karena secara teknis setelah naik signifikan dalam beberapa hari terakhir akan diikuti tren menurun (technical correction) dan aksi ambil untung investor. “Normal, adanya koreksi dari tren penguatan jangka pendek dan menengah,” katanya.

Namun, dia mengakui, sensitivitas tinggi terhadap valuasi pasar dari negeri Paman Sam yang kemarin diliputi berita positif pemangkasan suku bunga The Fed masih berpeluang diapresiasi positif kembali oleh IHSG.

Analis PT Reliance Securities Tbk Andrew Sihar juga berpendapat, IHSG hari ini cenderung melemah. Sebab, selain adanya potensi realisasi keutungan investor, turut dipicu melemahnya harga komoditas yang bakal berimbas negatif pada pergerakan saham-saham komoditas. 

Dia menambahkan, ekspektasi penurunan suku bunga The Fed yang sudah terapresiasi di pasar global maupun regional juga mendorong indeks cenderung terkoreksi menjelang akhir pekan ini. “IHSG akan bergerak di kisaran level 1.300-1.380,” ujar Andrew.

Rekomendasi Saham
David menyarankan, pemodal untuk mengakumulasi saham-saham papan atas (blue chips) yang tetap menjadi incaran di akhir tahun ini, karena tingginya likuiditas, berkapitalisasi pasar besar, dan penggerak indeks. “Saham-saham itu PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Astra International Tbk (ASII), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA), dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI),” jelasnya.

Andrew juga merekomendasikan, investor untuk mengkoleksi saham TLKM, BBRI, dan PT Indosat Tbk (ISAT). TLKM dan BBRI, kata dia, terkait potensi penurunan suku bunga BI akibat The Fed terpangkas lagi. Sedangkan ISAT, seiring aksi penawaran tender (tender offer) Qatar Telecom.

Ilustrasi garis polisi.

Terkuak, Identitas Mayat Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Mayat korban ditemukan dalam koper di semak-semak.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024