Nobel Kimia untuk Tiga Ilmuwan AS

VIVAnews – Tiga ilmuwan Amerika Serikat (AS) memenangkan Hadiah Nobel bidang Kimia 2008. Demikian pengumuman Panitia Nobel di Royal Swedish Academy Rabu sore, 8 Oktober 2008 waktu setempat (Kamis pagi WIB).

5 Arrested After Mass Shooting in Philadelphia

Osamu Shimomura, peneliti asal Jepang yang bekerja di AS, dan dua warga AS Martin Chalfie serta Roger Tsien berbagi hadiah Nobel untuk penemuan dan pengembangan protein fluorescent hijau (GFP).

Ketika terpapar sinar ultraviolet, protein itu bersinar hijau. Protein ini bisa berperan sebagai penanda protein yang kasat mata dengan sel-sel untuk melacak pergerakannya. Ini bisa disebut jaringan sel individu, dan menunjukkan waktu dan tempat untuk gen mati atau hidup.

Peneliti di seluruh dunia sekarang menggunakan GFP untuk mengikuti perkembangan sel otak, pertumbuhan tumor dan sel kanker. Sebagai contoh, GFP bisa membuat para ilmuwan mempelajari sel syaraf yang rusak dari penyakit Alzheimer dan melihat bagaimana insulin memproduksi sel beta tumbuh di pankreas dari embrio yang berkembang.

Dalam penghargaan ini Royal Swedish Academy membandingkan akibat dari GFP terhadap ilmu untuk menemukan mikroskop. Untuk satu dekade, protein adalah “bintang pemandu” untuk para ilmuwan.

Saudara dekat secara kimia dari GFP memproduksi warna lain, yang membuat ilmuwan mengikuti sel berganda atau protein secara simultan. “ Ini adalah teknologi yang secara literal mentransformasikan penelitian  medis. Untuk pertamakalinya, ilmuwan bisa mempelajari kedua gen dan protein dalam sel yang hidup dan binatang yang hidup” kata Dr.John Frangioni, professor medis dan radiologi di Harvard Medical School.

GFP pertama kali ditemukan Shimomura di Universitas Princeton. Dia sudah mencari protein ini yang akan membuat jellyfish tertentu menyala hijau di sekitar tepinya. Pada musim panas 1961, dia dan koleganya memproses jaringan sel dari sekitar 10 ribu jellyfish yang mereka kumpulkan dekat pulau di Friday Harbor, Washington. Tahun berikutnya mereka dilaporkan menemukan GFP.

Tiga puluh tahun kemudian, Chalfie menunjukkan bahwa gen GFP bisa membuat sel syaraf individu dalam bentuk cacing kecil menyala hijau terang.
Hasil karya Tsien menemukan protein seperti GFP yang lebih jauh secara ilmiah warnanya lebih beragam. Tsien membuat sebuah alat yang sangat ebrguna bagi banyak orang, “ kata Chalfie.

Shimomura (80) sekarang bekerja di Marine Biological Laboratory di Woods Hole, Massachussetts dan Boston University Medical School. Chalfie (61) adalah Professor di Columbia University New York. Sedangkan Tsien (56) adalah profesor di Universitas California, San Diego, dan peneliti pada Institute Kedokteran Howard Hughes.

Ketiga pemenang berbagi hadiah uang tunai senilai US$ 4 juta. (ap)

Ilustrasi diet.

Bukan Jam 7, Ini Waktu yang Tepat untuk Makan Malam

Salah satu faktor dalam menentukan waktu makan malam adalah jadwal harian Anda. Jika Anda bekerja pukul 9 pagi hingga 5 sore, Anda mungkin lebih suka makan pukul 6 atau 7

img_title
VIVA.co.id
12 April 2024