SBY Kumpulkan Menteri Ekonomi

Dicari Penyebab Tarif Angkutan Tak Turun

VIVAnews - Pemerintah terus mendiagnosa penyebab penurunan harga bahan bakar minyak yang imbasnya tidak terasa pada tarif angkutan. Salah satunya dengan melakukan audit sektoral.

Sebab logikanya kalau BBM naik, tarif angkutan juga naik. Tetapi di saat BBM turun ternyata tarif angkutan tidak ikut turun. Karena imbasnya yang belum terasa ini, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sejak pukul 09.00 WIB mengumpulkan beberapa menteri ekonomi yang ikut dalam rapat di Departemen Keuangan yang berlangsung hingga pukul 23.00 WIB, Kamis 8 Januari 2009.

Para menteri itu adalah Menkeu dan Plt Menko Perekonomian Sri Mulyani, Mendag Mari Pangestu, Menhub Jusman Syafii Djamal, Mentan Anton Apriantono, dan Ketua Kadin Indonesia MS Hidayat. Rapat di Depkeu di antaranya membahas dampak penurunan BBM yang tidak berimbas pada tarif angkutan.

"Para menteri ini melaporkan hasil rapat semalam," kata Mensesneg Hatta Rajasa di Kantor Presiden, Jumat 9 Januari 2008.  Di tempat yang sama MS Hidayat juga mengatakan, pertemuan dengan Presiden akan membahas dampak penurunan harga BBM yang sudah dilakukan sebanyak dua kali pada Desember 2008 lalu. Dengan penurunan tersebut, harga premium kini menjadi Rp 5.000/liter dan solar Ro 4.800/liter.

Sementara usai rapat tadi malam,  Deputi Menko Perekonomian Bidang Industri dan Perdagangan Edy Putra Irawady mengatakan, pemerintah terus mendiagnosa penyebab mandeknya tarif angkutan. "Sebab logikanya kan kalau BBM naik, tarif naik. Nah ini BBM turun, tarif tidak turun," kata dia.

Dari hasil kajian, banyak alasan yang disampaikan pengusaha, di antaranya soal demand yang berkurang dan harga spare part yang tinggi. Untuk spare part, kata Edy, pemerintah sudah mengucurkan bantuan sebanyak Rp 79 miliar yang berkaitan dengan bea masuk. "Tapi demandnya dibilang turun 50 persen, jadi seperti itu," kata dia.

Karenanya, kata Edy, pemerintah akan melakukan audit per sektor yang akan diperbaharui empat bulan sekali. Untuk transportasi, dikaji apa yang harus dilakukan. "Jadi didiagnosa. Dengan audit itu akan jelas kenapa BBM turun kok angkutan tidak turun," kata dia.

Karena belum turunnya tarif angkutan, kata Edy, harga-harga barang dan bahan pokok diduga juga akan sulit turun. "Itu yang disampaikan Bu Mari," katanya.

TKN Imbau Pendukung Prabowo-Gibran Tak Gelar Aksi Saat Sidang Putusan Sengketa Pilpres
dana asing

Israel-Iran Memanas, BI Catat Modal Asing Kabur dari Indonesia Rp 21,46 Triliun

Bank Indonesia (BI) mencatat, modal asing keluar atau capital outflow di pasar keuangan domestik mencapai Rp 21,46 triliun di pekan ketiga April 2024.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024