VIVAnews – Pelayanan panitia SEA Games 2019, Filipina, benar-benar buruk. Setelah sempat terjadi keterlambatan akomodasi dan transportasi, muncul masalah lain terkait makanan yang disajikan di hotel.
Pengalaman tak menyenangkan ini dialami oleh tim Singapura dari berbagai cabang olahraga. Saat berada di hotel, tim Singapura tak bisa makan.
Sebab, makanan yang disajikan di hotel kebanyakan non halal. Di sisi lain, anggota tim Singapura mayoritas muslim.
Inquirer.net melansir, tim netball Singapura terpaksa harus memesan makanan dari luar hotel, hanya untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Bukan cuma tim netball, para pemain sepakbola Singapura juga melakukan hal yang sama. Sebab, saat tinggal di Hotel Century Park, mereka tak disajikan makanan halal dan opsinya sangat sedikit. Para ofisial dan pemain pun banyak yang kelaparan.
Di awal, Chief de Mission Singapura, Juliana Seow, mengaku sudah meminta kepada panitia untuk memasak makanan halal. Namun, permintaan itu tak dipenuhi.
"Kami sudah mencoba sabar dan mengerti. Semakin kami mencoba, situasi justru tak membaik. Kami tak bisa menyiapkan diri dengan baik," begitu nota protes yang disampaikan oleh Seow kepada Chief Operating Officer PHISGOC, Ramon Suzara, tertanggal 24 November 2019.
"Tim kami terpaksa harus memesan makanan dari luar, seperti yang Anda tahu, nutrisi sangat penting dalam persiapan atlet. Di sisi lain, atlet kami malah kelaparan," lanjutnya.
Bukan cuma protes soal ketersediaan makanan halal. Seow juga menyoroti buruknya pelayanan dalam urusan akreditasi di SEA Games 2019.
Umumnya, dalam gelaran multievent, disediakan layanan one stop service saat kontingen tiba di bandara. Saat Indonesia jadi tuan rumah Asian Games 2018, contohnya.
Layanan akreditasi bisa diselesaikan langsung di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng. Jadi, kontingen tak usah susah untuk mendatangi Media Center atau pusat akreditasi untuk melakukan validasi.
Setahun sebelumnya, pada SEA Games 2017, Malaysia, pelayanan yang baik ditunjukkan karena akreditasi juga bisa diurus di bandara.
"Kami tak bisa menerima level pelayanan serendah ini. Kami juga tak mendapat akomodasi yang layak di Manila. Kami sudah mencoba mengatasinya sendiri, tapi semua tak bisa dilakukan terus menerus," tegas Seow dalam suratnya.