Harga Rumah Bisa Turun Lebih Dari 1000%
VIVAnews - Di tengah krisis keuangan, banyak bank dan perusahaan pembiayaan di Amerika Serikat (AS) mengobral rumah milik para pengutang dengan harga sangat miring. Di sejumlah kota, harga rumah rata-rata ada sampai di bawah US$3.000 (sekitar Rp 33 juta), bahkan ada yang diobral cuma US$500 (sekitar Rp 5,5 juta).
Pemilik perusahaan pengelola properti century 21 Villa, Randy Eissa, mengungkapkan bahwa banyak bank kini berjuang keras agar rumah-rumah sitaan milik para pengutang - yang tak mampu membayar cicilan kredit - bisa dilepas dengan harga berapapun karena susah dijual bila masih memakai patokan harga normal.
Data perusahaan pengelola properti, Realtor.com, mengungkapkan bahwa ada 18 unit rumah yang ditawarkan di kota Flint, negara bagian Michigan, dengan harga di bawah US$3.000 (sekitar Rp 33 juta). Rumah yang dijual dengan harga murah-meriah juga terdapat di kota Indianapolis (22 unit), Cleveland (46 unit), dan Detroit (709 unit).
Harga jual rumah-rumah yang kini ditawarkan sudah jauh turun ketimbang harga saat dibeli. Di kota East Cleveland, contohnya. Ada suatu rumah empat kamar beserta kamar mandi besar di Jalan Ardenall Avenue kini dijual seharga US$1.900 (sekitar Rp 21,2 juta).
Padahal, saat terakhir kali dibeli pada Maret 2008, harga rumah tersebut mencapai US$16.677 (sekitar Rp 186,3 juta). Berarti, penurunan nilai jualnya telah mencapai lebih dari 1.139 persen.
Pokoknya, rumah itu bisa dijual supaya tak lagi menjadi beban dalam pembukuan perusahaan. "Biasanya rumah-rumah seperti itu disita bank karena tidak bisa dijual oleh penghuni yang bermasalah dengan pembayaran kredit, mungkin juga karena tidak berhasil dilelang dan akhirnya diobral," kata Eissa seperti dikutip di laman CNN Money, Kamis 8 Januari 2009.
Namun, rumah-rumah yang dijual super murah tersebut membutuhkan renovasi besar-besaran. Semua kabel, saluran air kotor dan mesin penghangat ruangan sudah harus diganti. Biaya yang dibutuhkan untuk renovasi akhirnya jauh lebih besar dari saat membeli.