Akuisisi Tiga Perusahaan

Bumi Jajaki Pendanaan Berbiaya Murah

VIVAnews - Manajemen PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menjajaki pendanaan eksternal berbiaya murah untuk mendanai akuisisi tiga perusahaan. Perseroan akan membiayai akuisisi itu dengan cara mengangsur.

"Mudah-mudahan kinerja keuangan tidak akan terganggu dengan akuisisi itu," kata Direktur Utama Bumi Resources, Ari S Hudaya, dalam media gathering perseroan di Wisma Bakrie 2, Jakarta, Rabu 14 Januari 2009.

Menurut Ari, manajemen masih mengkaji beberapa sumber pendanaan murah di pasar. Namun, Bumi Resources tidak akan menerbitkan surat utang jangka menengah (medium structured notes/MSN) untuk keperluan akuisisi itu.

"Kami harap tidak butuh banyak utang," katanya.

Dia menjelaskan, transaksi akuisisi tiga perusahaan di bidang pertambangan batu bara tidak termasuk material. "Kami sudah tanyakan kepada lawyer bahwa itu bukan transaksi material, karena dilakukan satu-satu," ujarnya. Transaksi akuisisi itu, dia melanjutkan, ada penilaian secara legal.

Sebelumnya, Bumi juga menyiapkan dana dari kas internal untuk mendanai pengambilalihan saham tiga perusahaan. Dana tersebut digunakan untuk membiayai sekitar 20 persen akuisisi pada tahun pertama.

"Sebagian besar pembayaran pada tahun pertama berasal dari kas internal," kata Vice President Investor Relations Bumi Resources, Dileep Srivastava, ketika dihubungi VIVAnews, akhir pekan lalu.

Dileep menjelaskan, pihaknya memiliki jangka waktu selama tiga tahun untuk mengakuisisi tiga perusahaan itu.

Bumi Resources melalui anak usahanya PT Bumi Resources Investment mengambil alih 89 persen saham Pendopo Coal Ltd senilai Rp 1,3 triliun. Akuisisi dilakukan melalui penandatanganan perjanjian pembelian saham (sales and purchase agreement/SPA) dengan Indomining Resources Holding Ltd pada 5 Januari 2009.

"Pendopo Coal Ltd memiliki secara tidak langsung 94,9 persen saham PT Pendopo Energi Batubara," kata Direktur Bumi Resources, Eddie J Soebari, dalam penjelasan perseroan yang dipublikasikan PT Bursa Efek Indonesia (BEI), pekan lalu.

Sebelumnya, Bumi Resources Investment juga menguasai secara tidak langsung sekitar 75,74 persen saham Fajar Bumi Sakti melalui penandatanganan SPA antara Bumi Resources Investment dan Ancara Properties Limited pada 26 Desember 2008.

“Dalam perjanjian tersebut, Bumi Resources Investment mengambil alih 76,9 saham Ancara Properties Limited yang dikeluarkan pada Leap Forward Finance Limited. Sedangkan, Leap Forward memiliki secara tidak langsung 98,5 persen saham yang ditempatkan pada Fajar Bumi Sakti,” ujar Eddie.

Selain itu, Bumi melalui anak perusahaan yang sama secara tidak langsung mengambil alih 44 persen saham PT Darma Henwa Tbk (DEWA).

Pada 23 Desember 2008, Bumi Resources Investment menandatangani SPA dengan Goodrich Management Corp sehubungan pembelian 80 persen saham pada Zurich Asset Investment Ltd. Zurich Asset Investment merupakan pemegang 55 persen saham yang ditempatkan pada Darma Henwa.

Dileep menambahkan, akuisisi relatif tidak mahal, karena merupakan upaya strategis perseroan dan berorientasi jangka panjang. "Jika melihat harga saham saat ini, hal itu tidak mencerminkan kondisi fundamental sesungguhnya. Karena, harga saham terbawa oleh penurunan kondisi ekonomi global," katanya.

Manajemen, dia melanjutkan, masih mencari alternatif terbaik untuk mendanai akuisisi itu. Sebab, pembayaran terbesar akan dilakukan pada tahun ketiga setelah penandatanganan SPA.

Kemenhub Pastikan Mudik 2024 Lancar, Intip Daerah Tujuan Terbanyak hingga Angkutan Terfavorit
Ilustrasi perkelahian dan pengeroyokan.

4 Pria Terkapar Babak Belur di Depan Polres Jakpus, 14 Anggota TNI Diperiksa

Para anggota TNI itu diduga tak terima Prada Lukman dikeroyok preman di Pasar Cikini, Rabu, 27 Maret 2024. Prada Lukman membela ayah rekannya yang dipalak kawanan preman.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024