Berita dari Pembaca

Mengapa Saya dan Suami Wakafkan Jasad

VIVAnews - Alhamdulilah, pada akhirnya niat saya kesampaian di bulan Ramadhan barusan untuk mewakafkan jasad saya. Ternyata suami saya juga berminat, kelak jika meninggal ,entah kapan hanya Allah SWT yang tahu, sebagai "cadaver". Cadaver adalah pendonor jasad untuk kepentingan penelitian kedokteran. 

Sesungguhnya ini belum pernah dilakukan oleh orang di luar FK sehingga tidak ada prosedur baku, maka saya sarankan kami buat "surat amanah" tentang maksud kami, diketahui saksi oleh suami/istri, anak, RT dan RW di mana kami tinggal, ketua jurusan di kantor, dan Dekan Fakultas Kedokteran (FK) UGM, kemudian dibuat akta notaris.

Dari tiga notaris, ternyata hanya seorang saja yang berani membuatkan akta. Dua orang lainnya tidak berani, mungkin khawatir dituntut anggota keluarga. Padahal, anggota keluarga saya dan suami sudah tahu. Ini menjadi bahan diskusi di forum FK.

Dalam forum para dokter itu, ada yang kaget, dan ada yg tidak percaya atas niat kami itu sehingga Pembantu Dekan I FK UGM menegaskan berulang kali bahwa di awal, beliau tidak percaya pada paparan saya via telpon. Katanya itu hanya ada dalam impian dan angannya selama lebih dari 20 tahun sebagai dokter, ternyata pada akhirnya beliau temukan juga kenyataan itu.  Berikutnya beliau memfasilitasi niat wakaf kami tersebut.
 
Saya berharap keikhlasan kami bisa membuat mahasiswa FK UGM khususnya terinspirasi saat belajar dari tubuh kami. CV kami sertakan jika kelak kami masuk ke "rumah masa depan" kami agar mahasiswa FK tahu apa yg kami lakukan semasa hidup. Di rumah kami sekamar, kelak kami seruang lagi, di tempat berbeda, di rumah masa depan.
 
Beberapa teman saya kaget dan menanyakan bagaimana dengan ihwal 'dari tanah kembali ke tanah'. Silakan saja baca posting tulisan Cak Nun "Gusti Allah tidak Ndeso".
 
Kini saya sedang menyiapkan artikel bersama PD I FK UGM dan akan diterbitkan sebagai buklet yg akan dibagikan saat talk show di FK suatu hari nanti. Jika mungkin naskah bisa di-online-kan di situs FK UGM. Ini agar mahasiswa FK tahu mengapa kami lakukan wakaf. Semua akan saya ungkap di situ. Selain itu, hal ini perlu saya sampaikan agar kelak jika pada saatnya kami dipanggil ke hadirat-Nya tidak akan ada pertanyaan "Dimakamkan di mana, kapan/jam berapa?".

AC Milan Jangan Gegabah Ganti Pioli dengan Conte

Prosesi pelayat akan sampai di masjid di kampus UGM dan kampus saya bekerja, UNY, dilanjutkan ke FK UGM, diserahkan ke Dekan. Selesai. Tinggal siapa yg duluan dipanggil, saya atau suami saya.   Manusia pasti mati, tinggal siapa yg duluan tercantum dalam antrian, cuma Gusti Allah yg tahu.
 
Ramadhan ini kami belajar "Ilmu ikhlas", seperti yg dibahas dalam dialog film Kiamat Makin Dekat. Bukan hanya untuk hal di atas, ada hal satu lagi yang teramat sulit -berurusan dengan keduniawian dan ketamakan- tetapi alhamdulilah bisa juga kami ikhlaskan.

Saya jadi ingat tulisan Gde Prama  tentang Layu Bagai Bunga di Gunung, berguguran setelah berbunga dengan ikhlas, tidak perlu dipajang di vas dan mengundang decak kagum yg melihat. Semuanya berjalan alami, berbunga dan berguguran, layu, dengan ikhlas.(pangesti)

Sorot Kelapa Sawit - Kebun - Perkebunan - Lahan - Hutan

3.37 Mln Hectares Palm Plantation Inside Forest Area, KLHK Identifies

The Indonesian Ministry of Environment and Forestry (KLHK) revealed that a total of 3.37 million hectares of oil palm plantations are predicted inside forest area.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024