Kisah Penumpang KM Teratai

Diselamatkan Sebatang Bambu

VIVAnews - Setelah sempat terombang ambing selama 1 jam, Pilipus Parammu (24) salah seorang korban yang selamat dari musibah tenggelamnya kapal KM Teratai Prima, bercerita bagaimana sebuah bambu menyelamatkan jiwanya dari terjangan ombak di perairan Majene, Makassar.

Saat kapal mulai tenggelam, Pilipus tidak membawa apapun. Ia terombang ambing di tengah laut dan tidak memiliki apapun. Dia mencoba menyelamatkan diri dengan cara berenang, tetapi tangan dan kakinya mulai melemah karena kuatnya ombak.

Dalam kondisi demikian, tidak disengaja sebuah bambu melintas di hadapannya. Spontan dia meraih bambu tersebut dan menjadikan sebagai alat pengapung selama dua hari satu malam. 

"Karena bambu itulah saya masih bisa bertahan, bambu itu kiriman dari Tuhan. Selama itu pula, saya tidak memakan apa-apa. Hanya
pasrah pada Tuhan," ujar Pilipus saat berbincang-bincang dengan VIVAnews, Kamis 15 Januaria 2009.

Meski selamat, pria yang masih menjalani perawatan di RS Angkatan Laut, Jalan Ammari juga sesekali menitikkan airmata. Anak dan isterinya gagal diselamatkan. "Saya sedih karena tidak bisa menyelamatkan anak dan istri saya," cerita Pilipus sambil terisak.

Saat musibah terjadi, ia bersama putrinya Anggun (1,5) dan istrinya Yuniati (21) sedang tidur di dek paling atas kapal tersebut. 
Ia terbangun saat kapal sudah oleng ke kiri. Ia lantas membangunkan istri dan anaknya yang tidur di sampingnya.

Pakai Uang Palsu Beli Narkoba dan Punya Senpi Rakitan, Pecatan TNI AL di Lampung Ditangkap

"Saat itu, Saya masih sempat menggendong anak saya dan menarik istriku, sambil berpegangan pada besi," lanjut Pria asal Palopo ini.

Proses tersebut tidak berlangsung lama, karena semua penumpang saat itu sudah panik dan kocar-kacir. Sehingga semua berusaha
menyelamatkan diri sendiri. Ketika kapal tenggelam, istri dan anak Pilipus terlepas.

"Cepat sekali kejadiannya. Setelah terjatuh, saya sudah tidak melihat mereka. Apalagi saat itu, sekitar pukul 4 pagi," tuturnya.

Saat ini, ia hanya berharap anak dan isterinya dapat ditemukan. "Satu-satunya harapan saya, mudah-mudahan anak dan istri saya
masih bisa diselamatkan. Mereka adalah harapan saya," tambahnya dengan penuh harap.

Pilipus berasal dari Kabupaten Palopo, Sulawesi Selatan. Senin, 12 Januari kemarin, Ia bersama 6 penumpang KM Teratai Permai
diselamatkan oleh kapal kargo MV Celebes Global Line (CGL) di sekitar perairan Teluk Mandar.

Sementara itu, hingga siang ini, data dari Posko Parepare, jumlah korban yang ditemukan 35 orang, 1 diantaranya ditemukan telah meninggal dunia.

Laporan: Rahmat Zeena | Makassar

Kemenag Gelar Peringatan Nuzulul Qur'an Nasional Tahun 2024

Peringatan Nuzulul Qur'an Tingkat Nasional, Kemenag: Spirit Bawa Indonesia Menjaga Keragaman

Peringatan Nuzulul Qur'an tingkat nasional, digelar oleh Kementerian Agama atau Kemenag. Pada tahun 2024 ini, digelar di Auditorium HM Rasjidi Kemenag, pada Rabu kemarin.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024