Gabriele Marcotti

Kaka, Bintang Tanpa Kontroversi

VIVAnews - Alan Shearer sempat dilabeli "membosankan" satu dekade lalu. Pasalnya, ia tak punya kepribadian flamboyan di luar lapangan.

Tak ada dokumentasi kontroversi, tak pernah tampil funky dengan potongan rambut misalnya. Shearer juga tak pernah bicara kontroversial.

Tak ada perayaan aneh-aneh ketika Shearer mengantarkan Blackburn Rovers menjadi kampiun Premier League 1995. Freddy Sheperd, mantan Chairman Newcastle United (klub Shearer berikutnya), menyebut pemain nomor 9 miliknya itu sebagai "Mary Poppins."

Hal nyaris serupa ada pada Ricardo Izecson dos Santos Leite, aka Kaká. Ia bukan peminum minuman keras, juga perokok. Potongan rambutnya pun seperti era 1970an. Kaka juga sangat sopan dan selalu menghindari pelanggaran.

Ia menjaga keperjakaannya sampai menikah. Beberapa pesepakbola menyebutnya lebih baik berkebun daripada merayakan kemenangan.

Shearer dan Kaka mungkin pribadi bodoh di kalangan selebriti. Tapi, lihatlah aksinya di lapangan yang seperti pesulap.

Mungkin bukan lesatan cepat ala sentuhan penyihir, tapi skill mereka menjadi elemen paling penting. Tak ada tenaga sia-sia yang dikeluarkan oleh mereka.

Mungkin Shearer yang striker dan Kaka, gelandang serang, berposisi beda. Tapi, tujuan mereka tetap sama: menjadikan segala sesuatunya jadi semudah mungkin.

Itulah Shearer. Dan dialah Kaká.

Saat menemui penyerang Brasil itu, dua musim panas lalu, Kaka terkesiap saya sebut dirinya membosankan. Ia ingin menghapus label itu, dan menyebut dirinya sebaliknya.

“Saya seorang radikal,” kata Kaka. “Kenyataannya, saya sangat radikal. Saya punya kehidupan, saya punya nilai-nilai. Jika dibandingkan dengan kehidupan, terutama sepakbola, saya sangatlah radikal.”

Kaká seorang Kristiani yang taat, dan tak pernah mencoba untuk sekuler. Itulah, yang menurutnya, ia seharusnya disebut radikal. Tanpa kompromi.

Manusia yang berjalan di atas keyakinan agamanya. Juga respek kepada keyakinan orang lain.

“Saya mengisolasi diri saya dari beberapa hal,” kata Kaka. “Dan orang-orang masih mau menerima saya."

“Saya respek kepada orang lain. Juga hak mereka untuk meyakini dan berbuat sesuatu. Saya tak ingin menghakimi mereka. Jika Anda tak bisa melakukannya, mungkin akan sulit menjadi seorang Kristen di dunia Kristiani,” lanjut Kaka.

Anda mungkin bisa membandingkannya dengan Muhammad Ali. Ali mendapatkan label kebintangannya, bahkan super star secara global dengan keyakinannya itu.

Buat Kaká, keyakinannya tak usah diragukan lagi. Ia pantas bersyukur tak dilahirkan di lingkungan keras ataupun kekurangan yang bisa saja mengubah jalan hidupnya.

Tapi, cobaan saat usia remaja mengubah jalan hidup Kaka. Di usia 16 tahun, tulang belakang Kaka retak akibat terjatuh dari ski air.

Dokter bilang bahwa 99 persen kasus seperti itu akan berujung kelumpuhan. Ajaibnya dan misteriusnya, tulang belakang Kaka sembuh. Bahkan, ia bisa melakukan debut bersama timnas Brasil dua tahun kemudian.

Melihat semua keajaiban itu, rasanya Kaka takkan susah bersaing di Liga Inggris. Seperti yang dilakukannya di liga lain.

Secara teknis, ia punya skill yang jarang dimiliki bintang Amerika Latin dan Eropa. Kreativitas, kemampuan mengambil keputusan dengan cepat, dibungkus keliaran dalam melakukan penyelesaian akhir.

Salah satu keistimewaan Kaka lainnya ketika gabung dengan AC Milan pada 2003 adalah masalah adaptasi. Hal yang sulit cepat dicapai bintang Amerika Latin lainnya macam Ronaldinho dan Robinho saat mendarat kali pertama di Eropa.

“Saya tahu harus secepatnya beradaptasi dengan sepakbola Eropa,” kata Kaka. “Saya hanyalah seorang pria. Tapi, jika mereka merekrut saya, saya tahu bisa membuat perbedaan. Dan itulah yang harus saya pertahankan."

Kemampuan adaptasi, merubah skill menjadi senjata mematikan, merefleksikan kemampuan terbaik pada lingkungan, mungkin jadi aset terbesar Kaka. Dan jika ia mendarat di Premier League, tampaknya Kaka akan disambut hangat dan dilayani dengan baik.

Gabriele Marcotti
Koresponden sepakbola Eropa
Sering menulis buat The Times
Copyright@ The Times

Viral Penampakan Minimarket Warung Madura: Tutup Kalau Sudah Kiamat
Ilustrasi meninggal dunia.

Deretan Negara yang Ternyata Penduduknya Paling Cepat Meninggal di Dunia

Berbagai faktor yang memiliki pengaruh terhadap durasi hidup seseorang, termasuk gaya hidup, faktor genetik, risiko kesehatan, dan faktor lain. Ini negara kematian tinggi

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024