VIVAnews - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) Senin, 19 Januari 2009 meresmikan diberlakukannya kawasan perdagangan bebas atau Free Trade Zone (FTZ) untuk wilayah Batam, Bintan dan Karimun, di kawasan wisata Ocarina, Batam Centre, Batam, Kepulauan Riau.
Peresmian yang ditandai dengan penekanan tombol sirine dan pelepasan balon tersebut, dihadiri oleh sejumlah mentri kabinet Indonesia Bersatu dan sejumlah pengusaha di Batam.
Dalam sambutannya Presiden menyatakan, bahwa penerpapan kawasan perdagangan bebas untuk daerah Batam, Bintan dan Karimun, disebakan oleh berbagai hal, namun yang paling utama dalah masalah letak geografis daerah serta pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi di Provinsi Kepulauan Riau.
"Pertumbuhan ekonomi yang melebihi angka tujuh persen di Provinsi Kepulauan Riau, jelas lebih baik dari pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya berkisar enam persen lebih, untuk itu saya menyampaikan apresiasi dan pengahragaan kepada Gubernur Kepulauan Riau, Bapak Ismeth Abdullah," ujar Yudhoyono.
Presiden mengatakan, pelaksanaan FTZ di kawasan Batam, Bintan dan Karimun sangat penting dimulai pada awal tahun 2009. Selain amanah undang undang, Presiden menilai penerapan FTZ sangat berpengaruh bagi pertumbuhan ekonomi, investasi, perdagangan dan wisata.
Menurut presiden, penerpapan FTZ ini juga harus dimbangi dengan pelayanan yang baik yang akan berujung peningkatan investasi dan perekonomian.
"Jangan mempersulit sesuatu yang mudah, setelah diberlakukannya FTZ, dan saya mendengar ada yang menghambat atau menghalangi atau mencari keuntungan pribadi akan diberikan tindakan yang tegas," ujar SBY.
Selain meresmikan penerapan kawasan perdagangan bebas, SBY juga meresmikan sejumlah proyek pemerintah dan swasta di Provinsi Kepulauan Riau, diantaranya Hotel.
Industri galangan kaapal, pabrik elektronik dan sejumlah proyek lainnya, yang dilakuakn secara simbolid dengan penandatanganan prasasti.
Laporan: Novrizal | Antv | Batam
Terekam CCTV Cabuli Gadis Panti Asuhan, Ketua PSI Gubeng Surabaya Dicokok Polisi
Pelaku yang mengaku sebagai pendeta itu diminta mengobati CH. Bukannya diobati, pelaku malah melecehkan korban di lantai dua panti asuhan di Sukolilo.
