Pemerintah Bahas Turunnya Penyerapan Susu

VIVAnews - Departemen Perindustrian dan Departemen Pertanian akan mengadakan rapat bersama dengan peternak yang tergabung dalam Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) dan pelaku industri yang tergabung dalam Industri Pengolahan Susu (IPS) untuk membahas turunnya penyerapan susu segar di industri.

"Rapat akan kami adakan dua pekan lagi dengan agenda menerima laporan dari GKSI dan IPS tentang kondisi yang sebenarnya terjadi," kata Direktur Jenderal Industri Agro dan Kimia Departemen Perindustrian Benny Wahyudi di Jakarta, Rabu 4 Februari 2009.

Departemen Pertanian, Benny mengatakan akan diwakilkan Direktur Jenderal Peternakan dan Direktur Jenderal Pengolahan Produksi dan Pemasaran Hasil Pertanian.

Benny mengakui belakangan ini terjadi masalah terhadap susu lokal yang tidak terserap sehingga harga susu lokal turun. "Pemerintah minta GKSI dan IPS membahas masalah ini dulu selama dua minggu ini dan menemukan kesepakatan bersama untuk dilaporkan kepada kami," kata Benny. Kesepakatan tersebut memuat jumlah dan harga susu yang akan dibeli industri.

Industri pengolah susu hanya menyerap 80 persen dari produksi susu lokal. Selama ini produksi susu segar lokal sebanyak 600 juta liter per tahun atau hanya mengakomodasi 30 persen kebutuhan industri pengolah susu. Sedangkan kebutuhan industri setiap tahun sekitar 1,8 miliar liter susu. 

Hal senada diungkapkan Direktur Minuman dan Tembakau Direktorat Jenderal Industri Agro dan Kimia Departemen Perindustrian Warsono. "Ada penurunan penyerapan susu lokal karena ada kemungkinan industri pengolah susu yang di luar asosiasi IPS atau mungkin peternak di bawah GKSI yang melakukan pembelian dan penjualan susu segar di luar sistem kontrak," kata dia.

Warsono menambahkan kedua belah pihak sedang menyelidiki siapa-siapa saja yang melakukan pembelian atau penjualan di luar kontrak. Karena, pembelian di luar kontrak tidak akan menjamin kedua belah pihak. "Kalau industri pengolah susu yang jelas bukan anggota asosiasi," katanya. Sedangkan peternaknya kemungkinan sebagian besar dari Jawa Tengah.

"Dengan resesi ekonomi ada kecenderungan beberapa industri mengurangi produksinya atau karena tren harga susu internasional turun maka industri lebih memilih untuk impor," kata Warsono. Sedangkan turunnya penyerapan, menurut dia, tidak bisa dialokasikan kepada industri pengolah susu lain. "Karena masing-masing sudah punya kontrak sendiri sesuai kebutuhan," katanya. 

Warsono mengaku tidak tahu persis sejak kapan indikasi turunnya penyerapan ini terjadi. "Tapi gejala terjadi ketika harga susu internasional mulai turun, maka kecenderungannya industri akan lebih memilih susu impor," ujarnya. Karena itu, dia mengatakan kontrak kedua belah pihak perlu diperkuat agar tidak saling merugikan.

Tegaskan Hubungan dengan Syifa Hadju Baik-baik Saja, Rizky Nazar: Tidak Ada Orang Ketiga
Praz Teguh.

Praz Teguh Nilai Wanita dari Mata Kaki, Reaksi Netizen Pro Kontra

Bagi Praz Teguh, ketika melihat seorang wanita ia tidak suka memandangi bagian dada ataupun pinggang yang menunjukkan seberapa seksi tubuh wanita itu. Tapi dari mata kaki

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024