Resensi Film

Cinta Setaman

VIVAnews - Dengan kepekaan rasa seorang sutradara, Harry Dagoe Suharyadi berhasil menghidupkan karakter pada artis-artis yang bermain dalam film Cinta Setaman yang tayang di bioskop mulai 16 Oktober 2008 itu. Harry mengatakan, ada hal-hal dari seorang sutradara di luar teknis, seperti sense.

Nikah Beda Agama, 5 Artis Ini Jalankan Puasa Ramadhan Tanpa Pasangan

Melalui sense itu pulalah Harry menemukan karakter seorang PSK yang dimainkan dengan cemerlang oleh Djenar Maesa Ayu, serta karakter sutradara televisi, depresi akibat tuntutan pekerjaan dan ekonomi keluarga, diperankan Surya Saputra. Harry memasangkan karakter pada dua puluh tujuh artis, di antaranya  Ria Irawan, Jajang C. Noer, Marsha Timothy, Lukman Sardi, termasuk dirinya sendiri.

Meski menggarap film yang temanya kurang popular di mata para produser adalah hal berisiko, Harry berani juga menggarap film bersemangat kemanusiaan ini. Film yang diproduseri, ditulis, dan disutradarai olehnya ini bercerita mengenai delapan kisah kemanusiaan yang sebetulnya menjadi realitas masyarakat di Indonesia.

Terpopuler: Harga Pemain Timnas Indonesia Paling Mahal, Naturalisasi Shin Tae-yong

Cerita dibuka dengan kisah seorang anak -diperankan bintang cilik Ibrahim Leon- yang harus banting tulang dengan bekerja serabutan mulai jadi kuli panggul, tukang parkir, penjual koran, hingga kuli bangunan demi sebotol air bersih, serta impiannya memiliki sepatu roda.

Salah satu plot yang menarik ada pada cerita ketiga yang diberi judul Seks, Cinta, dan Pendidikan Moral Pancasila. Plot ini berkisah tentang cinta seorang gadis remaja, anak seorang pekerja seks komersial yang jatuh cinta kepada guru pendidikan moral pancasila di SMP-nya.

Indeks Keselamatan Jurnalis 2023 Ungkap Keamanan saat Peliputan Belum Terjamin Penuh

Peran remaja putri dimainkan oleh Nadia Vella, sementara si Ibu yang menjual diri dengan menjadi pelacur dimainkan novelis produktif Djenar Maesa Ayu. Guru PMP yang dicintai si gadis remaja dilakoni oleh aktor berbakat Lukman Sardi.

Dalam plot ini, Djenar menghayati betul perannya sebagai pelacur. Harry pun tidak setengah-setengah dalam menggarap adegan ranjang Djenar dengan seorang pria Ceko.    

Bukan hanya Djenar, akting Jajang C. Noer juga patut dipuji. Jajang bermain pada plot terakhir yang berjudul 'Pisang Ambon Teman Rio'. Ia dipasangkan dengan Alex Abbdad, berperan sebagai anak, dan Rudy Wowor, sebagai suami. Meski irit dialog, Jajang memainkan kekuatan karakter seorang ibu yang harus menerima kelainan seksual anak laki-laki semata wayangnya.

Cerita cinta lain berjudul 'Cinta Terindah' yang diperankan oleh Surya Saputra dan Davina. Meski dari sudut kemanusiaan sangat realistis, kisah pada plot ke lima ini sedikit terasa mengganjal karena sang sutradara terlihat agak memaksakan warna komedi di dalamnya. Sutradara televisi itu hidup dalam mimpi-mimpi palsunya yang jauh dari kenyataan. Konsep acaranya selalu ditolak, sementara sang istri tidak pernah berhenti berhenti menggerutu tentang betapa sialnya nasib keluarga mereka.

Pada plot ini artis senior Titik Puspa serta artis dangdut Inul Daratista sekedar numpang lewat. Mereka menjadi bagian konsep khalayan acara Surya yang kemudian ditolak mentah-mentah produser.
  
Lepas dari beberapa keganjilan 'Cinta Setaman', idealisme Harry Dagoe Suharyadi patut dicontoh para pembuat film lain. Sudah sepatutnya suatu karya dapat menjadi inspirasi baik bagi penontonnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya