VIVAnews - Pemerintah Indonesia mengajukan pinjaman siaga sebesar US$ 5 miliar kepada Bank Dunia dan lembaga keuangan internasional lainnya. Dana itu akan digunakan untuk memperkuat anggaran jika pertumbuhan ekonomi meleset di bawah 6 persen.
Dari jumlah pinjaman yang diajukan, Bank Dunia hanya sanggup memberikan pinjaman sebesar US$ 2 miliar. Karena yang mengajukan pinjaman siaga kepada lembaga ini tidak hanya Indonesia saja, tapi juga negara-negara lain di Asia, Cina dan negara-negara Amerika Latin.
Untuk memenuhi kekurangannya, menurut Mennteri Negara PPN dan Kepala Bappenas Paskah Suzetta, pemerintah mengusahakan dari lembaga keuangan multilateral lainnya. "Seperti Islamic Development Bank (IDB) dan saya sudah bertemu presidennya, Pak Ali," ungkap Paskah usai sidang kabinet di Jakarta, Rabu 15 Oktober 2008.
Bank Pembangunan Islam itu kemungkinan besar akan memberikan bantuan sebesar US$ 1 miliar. Pemerintah saat ini sedang menyusun skema pinjaman. "Itu bagaimana, ini kan stand by loan. Kalau tidak dipakai ya membayar interest," katanya.
Namun Paskah mengingatkan pemerintah mengajukan pinjaman tersebut untuk berjaga-jaga jika pertumbuhan ekonomi di bawah 6 persen. "Artinya bahwa ini semua untuk kepentingan memperkuat ekonomi domestik," ujarnya.
Sebab ekonomi domestik memerlukan perbaikan dalam hal infrastruktur dan penguatan-penguatan kelembagaan. "Ini perlu ada pembiayaan. Itulah stand by loan kita, kan dipergunakan bilamana pertumbuhan kita nanti tidak sesuai harapan," ujarnya.
Soal realisasi pengucuran dana pinjaman itu, Paskah mengatakan, akan dilakukan sesegera mungkin. Untuk Bank Dunia bulan ini sudah ada komitmen dan akan dibicarakan.
Akting Jadi Mafia yang Misterius, Maxime Bouttier: Aku Aslinya Cerewet
Berbeda dengan kehidupannya yang asli, Maxime Bouttier dituntut menjadi sosok misterius yang sangat dingin untuk pemeran Liam di serial terbaru The Perfect Strangers.
