Pemakaian Puyer Tidak Dilarang

VIVAnews - Pemakaian puyer dalam pengobatan jadi perdebatan. Meski demikian, Menteri Kesehatan, Siti Fadilah Supari mengatakan puyer masih tetap akan digunakan di Indonesia.

"Sejauh obat-obatannya dapat dipertanggungjawabkan, tidak masalah," kata Siti Fadilah usai meresmikan Pusat Pelayanan Radioterapi di Rumah Sakit dr Cipto Mangungkusumo, Jakarta, Selasa 17 Februari 2009.

Menurut Siti Fadilah, puyer masih digunakan di daerah-daerah terpencil. Menurut dia, semua obat yang beredar dalam pengawasan dan dalam pertanggungjawaban Departemen Kesehatan. "Jadi, mestinya tidak perlu takut dengan puyer, puyer sudah dalam pengawasan," tambah dia. 

Para penentang puyer menolak pemakaian obat bubuk itu dengan alasan obat seharusnya hanya dibuat di pabrik, bukan oleh dokter. Pembuatan puyer dikhawatirkan tak memenuhi standar kebersihan dan ketepatan takaran.

Apalagi, campuran puyer tak diketahui dan tak jelas. Akibatnya, jika muncul keluhan seputar penggunaan puyer seperti alergi atau keracunan, tak diketahui campuran obat mana yang jadi pemicu.

Pembuatan obat menjadi puyer dikhawatirkan akan menggangu kesehatan penggunanya atau tak efektif.

Declan Rice: Rodri Salah Satu Pemain Terbaik di Dunia

Penggunaan puyer justru akan berbahaya jika peracik kurang memperhatikan kebersihan atau racikan puyer tak sengaja tercampur obat lain yang tertinggal dalam gerusan puyer.

Meski demikian, masih ada pendukung penggunaan puyer. Sebab, puyer relatif mudah dan lebih murah. Takarannya pun bisa disesuaikan dengan kebutuhan pasien.

Foto : Ketua DPRD Provinsi Jambi Bersama Wakil Beserta Gubernur Jambi

DPRD Jambi Gelar Rapat Paripurna Penyampaian LKPJ Gubernur Jambi 2023

DPRD Jambi melaksanakan rapat paripurna dengan agenda Penyampaian Nota Pengantar LKPJ Gubernur Jambi tahun anggaran 2023

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024