VIVAnews - Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia kembali terkoreksi, setelah dibuka awal perdagangan pagi tadi menguat 1,34 poin (0,10 persen) di posisi 1.298,29.
Indeks turun 1,24 poin atau 0,10 persen di level 1.295,70 pada penutupan transaksi sesi I Senin, 23 Februari 2009.
Total nilai transaksi yang dibukukan mencapai Rp 533,79 miliar dengan frekuensi 16.905 kali. Sebanyak 36 saham menguat, 39 melemah, 45 stagnan, serta 342 saham tidak terjadi transaksi.
Menurut pengamat pasar modal Teguh Ramadhani, pergerakan bursa saham regional yang bervariasi menjadi pemicu IHSG ditutup melemah pada sesi I hari ini. Pasalnya, pada transaksi awal indeks dibuka menguat seiring adanya spekulasi beli pelaku pasar terhadap saham-saham sektor pertambangan dan perkebunan.
"Sepertinya, pada sesi II nanti IHSG berpeluang menguat lagi. Sebab, spekulasi beli saham oleh pemodal akan berlanjut," ujarnya kepada VIVAnews di Jakarta, Senin.
Di bursa Asia saat IHSG tutup bergerak variatif. Indeks Hang Seng menjadi 12.990,43 atau menguat 291,26 poin (2,29 persen), Nikkei 225 turun 38,39 poin (1,49 persen) ke posisi 7.398,40, dan Straits Times terangkat 9,55 poin (0,60 persen) menjadi 1.604,49.
Sedangkan di bursa Wall Street, pada perdagangan Jumat sore waktu New York atau Sabtu dini hari WIB, indeks Dow Jones kembali melemah 100,28 poin atau 1,34 persen ke level 7.365,67. Indeks Nasdaq turun 1,59 poin atau 0,11 persen menjadi 1.441,23 dan S&P 500 terkoreksi 8,89 poin atau 1,14 persen di posisi 770,05.
Di Bursa Efek Indonesia, saham-saham yang mengalami penurunan harga terbesar antara lain yang melemah PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Rp 200 (3,53 persen) ke level Rp 5.400, PT Petrosea Tbk (PTRO) turun Rp 150 atau 2,14 persen menjadi Rp 6.850, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) terkoreksi Rp 125 (2,97 persen) di posisi Rp 4.075, PT Indosat Tbk (ISAT) turun Rp 100 atau 2,29 persen ke level Rp 4.250, dan PT Bank Danamon Tbk (BDMN) yang ditutup melemah Rp 100 (3,77 persen) menjadi Rp 2.550.
DPP Berani Ungkap Indonesia sedang Dilanda Krisis Paling Berbahaya
Ketua DPP BERANI, Lorens Manuputty menyoroti tiga krisis yang terjadi di Indonesia saat pelantikan tersebut. Menurut dia, Indonesia saat ini sedang mengalami krisis yang
