VIVAnews - Pemerintah memperkirakan laba dividen BUMN pada 2009 akan turun sebagai imbas penurunan harga minyak yang tajam pada akhir 2008. Laba BUMN juga akan berkurang akibat imbas krisis ekonomi global.
Kondisi tersebut dipaparkan oleh Menteri Keuagan Sri Mulyani Indrawati di Kantor Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian, Senin, 23 Februari 2009.
Menurut Sri Mulyani, akibat penurunan harga minyak yang signifikan pada 2008, laba BUMN akan lebih rendah dari yang direncanakan. "Hal ini akan menjadi faktor utama disesuaikannya penarikan dividen dari laba BUMN di 2009," katanya.
Perkiraan penerimaan hanya akan sebesar Rp 26,1 triliun atau turun Rp 4,7 triliun dibandingkan 2008.
Secara keseluruhan, menurut Menkeu, APBN 2009 memang mengalami penyesuaian. Hal ini terjadi lantaran sejumlah indikator makro ekonomi berubah akibat krisis global.
Dengan asumsi pertumbuhan ekonomi sebesar 4,5 persen, dampaknya secara tidak langsung diikuti dengan menurunnya berbagai penerimaan di berbagai sektor.
Selain penarikan laba dividen yang diperkirakan menurun, kondisi krisis, juga mempengaruhi ekspor impor. Keadaan ini berpengaruh pada penerimaan bea masuk dan bea keluar. Untuk bea masuk diperkirakan turun Rp 2 triliun dan bea keluar diperkirakan turun Rp 7 triliun.
Menkeu memaparkan secara garis besar bahwa penurunan ICP sebesar US$ 10 per barel mengakibatkan penerimaan negeri turun Rp 33,9 triliun, terdiri atas penurunan PPh migas Rp 7,2 triliun dan penurunan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dari sumber daya alam (SDA) migas Rp 26,7 triliun.
Sedangkan, depresiasi nilai tukar rupiah setiap Rp 1000 per satu dolar AS akan menyebabkan naiknya penerimaan dalam negeri sebesar Rp 24,7 triliun, terdiri atas peningkatan perpajakan sebesar Rp 6 triliun dan PNBP sebesar 18,1 triliun.
Terungkap! Keajaiban yang Dialami Ashanty Saat Umrah, Kisahnya Bikin Merinding
Ada momen mengharukan yang terjadi ketika Ashanty berdesak-desakan hendak memegang dan mencium Kakbah. Momen itu diabadikan dalam sebuah video.
