RUU Pilpres

Golkar Ingin Bangun Sistem Pemilihan Presiden

VIVAnews – Alasan Partai Golkar mengusulkan angka besar, yakni 30 persen (sekarang turun menjadi 25 persen) adalah agar terbangun sistem dalam pemilihan presiden. “Ini tidak ada kaitannya dengan pengusulan capres atau cawapres. Golkar hanya ingin membangun sistem pemilihan agar relatif lebih kuat supaya pemilih pun nantinya tidak terlalu pusing,” kata Ketua Pansus RUU Pilpres Ferry Mursyidan Baldan, di gedung DPR, 17 Oktober 2008.
Ferry mengatakan, tentu akan membingungkan jika di Pilpres nanti ada 15 pasang capres/cawapres. Karena itu Partai Golkar mendorong terbentuknya koalisi partai. Menurutnya, angka tinggi yang ditawarkan Partai Golkar justru tidak untuk kepentingan Golkar sendiri. Pada angka 30 persen misalnya, dari hasil survei manapun tidak ada partai manapun yang bisa mencapainya. “Jadi jelas harus berkoalisi,” katanya.
Dijelaskan lagi, amanat UUD 1945 adalah presiden terpilih jika memperoleh dukungan 50 plus satu. Maka itu yang dikejar Golkar, bukan putaran keduanya. “Nah dalam konstruksi pikiran Golkar, kami ingin mencapai itu dalam satu kali pemilihan saja, agar efisien,” katanya.
Ferry sepakat dengan fraksi lainnya, yang menyatakan RUU Pilpres tidak perlu diputuskan melalui mekanisme voting. “Kita bisa lihat kemarin, teman-teman antar fraksi sudah melonggarkan posisinya, semuanya tidak ingin voting,” katanya.

Gerindra Sebut Petinggi Nasdem Bawa Kabar Gembira buat Prabowo
Nathan Tjoe-A-On

Erick Thohir Beri Kabar Baik soal Nathan Tjoe-a-On, Bisa Bela Timnas Indonesia Vs Korea Selatan

Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengumumkan berita baik perihal Nathan Tjoe-a-On yang akhirnya diizinkan klubnya Heerenveen untuk kembali memperkuat timnas di Piala AFC U-23

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024