Presiden Sudan Omar al-Bashir

Penguasa Berstatus Buronan

VIVAnews - Presiden Sudan, Omar al-Bashir, menyangkal dakwaan pengadilan kriminal internasional yang menuduhnya sebagai penjahat perang dan kemanusiaan atas pembantaian etnis di Darfur. Penyangkalan al-Bashir mendapat dukungan dari rakyat Sudan.

Erick Thohir: Generasi Emas Timnas Indonesia Terus Ciptakan Sejarah Baru

Setelah pengadilan kriminal internasional di The Hague, Belanda, mengumumkan dakwaan itu, Rabu 4 Maret 2009, ribuan warga di ibukota Sudan, Khartoum, melakukan aksi memprotes tuduhan tersebut. Presiden yang telah mempimpin Sudan selama enam belas tahun tersebut juga mendatangi para demonstran dan mendukung aksi mereka.

Sementara itu, petugas kepolisian memperketat pengamanan di gedung kedutaan besar negara-negara asing. Sejumlah diplomat dan pekerja asing memilih tinggal di kediaman masing-masing karena khawatir para demonstran akan melakukan aksi balas dendam terhadap warga negara Barat.

Sehari sebelum keputusan pengadilan keluar, untuk mengantisipasi keputusan pengadilan, al-Bashir berkata kepada para pendukungnya, "Kita suruh mereka mencelupkannya [dakwaan] ke air, dan meminumnya," kata presiden berusia 65 tahun. Kalimat itu, dalam budaya Arab, merupakan penghinaan ekstrim untuk menunjukkan ketidakhormatan pada seseorang.

Al-Bashir menolak mematuhi perintah pengadilan, dan mengatakan bahwa tidak ada mekanisme internasional untuk menangkapknya. Mekanisme utama pengadilan adalah tekanan diplomatik bagi negara bersangkutan untuk menyerahkan tersangka. Penjaga perdamaian PBB dan lembaga internasional lain di Sudan juga tidak memiliki mandat untuk menerapkan peraturan itu.

Pejabat pemerintah Sudan memperingatkan PBB dan lembaga internasional untuk tidak mencoba menangkap tersangka dari Sudan. Jika al-Bashir dibawa ke pengadilan dan dituntut, dia akan menghadapi vonis maksimum penjara seumur hidup.

Sementara itu, negara-negara Arab dan Afrika khawatir keputusan pengadilan internasional tersebut akan mengganggu kestabilan di kawasan Arab dan Afrika, bahkan menimbulkan lebih banyak lagi konflik di Darfur.

Jadwal Mobil SIM Keliling DKI Jakarta, Bogor, Bandung Jumat 26 April 2024

Selain itu juga bisa mengancam kesepakatan damai yang masih rapuh antara wilayah Sudan utara dan selatan. China, pembeli dua pertiga produksi minyak Sudan, mendukung posisi negara-negara Arab dan Afrika.

Perang di wilayah Darfur yang terletak di barat Sudan dimulai tahun 2003, ketika kelompok etnis Afrika yang mengeluhkan diskriminasi yang mereka terima mengangkat senjata melawan pemerintahan yang didominasi etnis Arab di Khartoum. 



Al-Bashir lahir 1 January 1944 di sebuah desa bernama Hoshe Bannaga, Sudan, yang kemudian menjadi bagian dari Kerajaan Mesir dan Sudan. Pria bernama lengkap Omar Hassan Ahmad al-Bashir ini dan keluarganya kemudian pindah ke Khartoum saat al-Bashir masih belasan tahun.

Presiden beragama Islam aliran Sunni ini sempat bergabung dengan militer Sudan tahun 1960 dan mengenyam pendidikan di Akademi Militer Mesir di Kairo. Dia juga lulus dari Akademi Militer Sudan di Khartoum tahun 1966. Karirnya meningkat tajam, dia juga menjadi tentara terjun payung. Kemudian, al-Bashir bertugas di militer Mesir selama Perang Oktober 1973 melawan Israel.

Al-Bashir menikahi sepupunya, Fatma Khalid. Selain Khalid, al-Bashir juga memiliki istri kedua, seorang janda bernama Widad Babiker. Dari pernikahan keduanya, al-Bashir mendapat beberapa anak tiri. Sedangkan dari pernikahan dengan kedua istrinya, al-Bashir tidak memperoleh keturunan.

Saat berpangkat kolonel di militer Sudan, dia memimpin pemberontakan militer berdarah yang menggulingkan pemerintahan Perdana Menteri Sadiq al-Mahdi, 30 Juni 1989. Di bawah kepemimpinan al-Bashir, pemerintah militer baru tersebut mencekal partai-partai politik dan memperkenalkan peraturan Islam ke tingkat nasional. Al-Bashir kemudian menjadi ketua Dewan Komando Revolusioner untuk Keselamatan Negara. Al-Bashir menjabat sebagai kepala negara, perdana menteri, kepala pasukan militer, dan menteri pertahanan.

Pada 16 Oktober 1993, karir al-Bashir meningkat setelah dia menunjuk dirinya sendiri sebagai Presiden Sudan. Dia menerapkan sejumlah kebijakan, termasuk mengganti mata uang Pound Sudan yang telah kehilangan nilai, dengan mata uang Dinar Sudan, pada awal 1990-an. Al-Bashir kemudia terpilih menjadi presiden dengan masa jabatan lima tahun melalui pemilihan umum tahun 1996. Saat itu dia menjadi satu-satunya kandidat presiden.

Al-Bashir menjadi salah seorang kandidat pemilihan presiden 2009 yang akan datang. Pemilihan yang akan digelar tahun ini adalah pemilihan demokratis pertama. Rival politiknya adalah wakil presiden Salva Kiir Mayardit, pemimpin partai Militer Pembebasan Rakyat Sudan (SPLA). (AP)

Ramalan Zodiak Jumat 26 April 2024: Taurus Harus Waspada dengan Rekan Kerja, Leo Kena Tekanan Mental
Syifa Hadju

Hubungan dengan Rizky Nazar Diduga Retak Lantaran Orang Ketiga, Instagram Syifa Hadju Diserbu

Sejak kabar itu viral, banyak warganet yang memberi perhatian kepada Syifa Hadju. Mereka ramai-ramai memenuhi kolom komentar.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024