VIVANews - Pengelola pusat belanja memperkirakan penyewa (tenant) mal akan bertambah pada 2009. Jumlah kenaikannya berkisar 20 hingga 30 persen.
Menurut Ketua Asosiasi Pusat Belanja Indonesia Stefanus Ridwan, pengalihan ekspor produk ke dalam negeri membuat produk dengan merk baru maupun merk internasional buatan Indonesia bermunculan di mal dan pusat perbelanjaan, sehingga mendorong bermunculan para tenant baru di mal.
"Produk seperti fashion, sepatu, alat rumahtangga dan furnitur merk Indonesia maupun internasional yang dibuat di Indonesia banyak dijual di mal. Produk dalam negeri menjadi primadona," kata kepada VIVAnews, Jumat, 13 Maret 2009.
Selain akibat pengalihan ekspor, dia menambahkan, jumlah pekerja yang mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) dan kemudian beralih ke usaha di mal turut memicu munculnya tenant baru di pusat perbelanjaan.
"Kejadiannya sama seperti 1997-1998, banyak yang dulu hanya kios kecil tapi berkembang menjadi besar dan tokonya banyak," katanya.
Meskipun pertumbuhannya tidak sebesar tahun lalu sekitar 25 persen, tahun ini Stefanus memperkirakan ritel, khususnya mal dan pusat belanja tetap tumbuh 15 persen. Alasannya, fungsi mal berubah dari sekedar tempat berbelanja menjadi tempat gaya hidup dan rekreasi. "Orang Indonesia itu konsumtif, mal tidak akan sepi," katanya.
Menurut dia, pengembang usaha ritel selama 2009 sudah menambah suplai dengan pembukaan mal dan pusat belanja sejak awal tahun.
Stefanus mengestimasi, dalam waktu dekat beberapa pengembang akan kembali membuka mal.
Sementara itu, sejak Januari 2009, mal yang buka anatara lain Pejaten Village, Blok M Square, di Jakarta Kota Seasons City, dan akan menyusul Mal Emporium.
Tidak Fokus Berkendara, Pengendara Motor Tabrak BMW Seri 5
Baru-baru ini, beredar video viral menunjukkan peristiwa kecelakaan pengendara motor menabrak mobil BMW Seri 5 yang sedang ingin menyeberang dari sisi kanan jalan ke arah
