Lelaki ini banyak aliasnya. Wahyu adalah nama resmi ketika polisi menangkapnya dalam kasus kepemilikan bahan peledak di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa 21 Oktober 2008. “Terkait terorisme,” kata Kepala Polri Jenderal Bambang Hendarso Danuri.
Di Kelapa Gading polisi menyita sejumlah senjata dan bahan peledak. Di antaranya pistol model NP 17 kaliber 9 mm, dua unit Magazen, 27 butir peluru 9 mm, satu unit laras senjata, 2.675 gram serbuk coklat sejenis TNT dalam jirigen putih, dan satu unit peredam. "Selain itu juga menyita printed circuit board," kata dia. “Sistem kerja elektronik bom.”
Melihat jumlah barang bukti yang disita, Hendarso jelas tidak berlebihan. Target mereka juga tidak tanggung-tanggung. Salah satunya Depo minyak Plumpang di Jakarta Utara. Ibukota jelas segera lunglai begitu depo itu dibom, sebab seluruh Bahan Bakar Minyak dipasok dari situ.
Dari bahan bom di Kelapa Gading itu meletiklah nama Wahyu. Pria yang di lingkungannya dikenal soleh, tapi dintai polisi selama berbulan-bulan. Dia dituduh sebagai otak dari semua rencana jahat itu.
Polisi juga melansir bahwa Wahyu sudah melalang buana ke sejumlah wilayah perang. Dari Poso hingga Moro di Philipina.“Dia berasal dari Kayamaya, Poso,” kata Brigadir Jenderal Sulistyo Ishak, Wakil Kepala Badan Humas Polri, 22 Oktober 2008.
Wahyu punya sederet nama samaran diantaranya adalah Aris Darmawan. Sewaktu berperang di Poso, dia kondang dengan nama Jodi Kayamaya.
Pria asal pulau Jawa ini besar di Kayamaya, Poso. Masih menurut polisi, Wahyu ini pernah berlatih perang di Moro,Philpina.
Dia berada dalam sebuah ishobah –semacam batalion-- di Kayamaya yang dikenal dengan Kelompok Kompak. Mereka ahli dalam aksi fa’i, alias merampok. Juga militan dalam beraksi. Karena amat militan itulah dia juga kerap dipanggil Mujahidin Kayamaya.
Saat bertempur di Poso, Jodi alias Wahyu ini pernah satu batalyon dengan Abu Dujana, pelaku teror yang sudah ditangkap polisi. Di Poso dia bergerak dengan satu kelompok dari Lawanga, Poso.
• VIVAnews
Baca Juga :
Kisah Mualaf Jorvan Vieira Pelatih Timnas Irak yang Berhasil Membawa Timnya Menjuarai Piala Asia
VIVA.co.id
2 Mei 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Seorang satpam Koperasi Unit Desa (KUD) Plasma Tiku V Jorong, Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar), ditemukan tewas mengenaskan dengan kondisi dua bola mata.
Alasan Manajer Resto Milik Hotman Paris Bawa Kabur Uang Rp 172 Juta, Kecanduan Judi Online
Nasional
2 Mei 2024
Polisi menangkap manajer restoran milik Hotman Paris yang menggelapkan uang milik resto sebesar Rp 172 juta.
Cak Imin menegaksan, agenda perubahan bukan soal kepemimpinan atau keberlanjutan kepemimpinan.
Isu Setoran Rp10 Juta Agar Brigadir Ridhal Ali jadi Ajudan Pengusaha, Ini Kata Polda Sulut
Nasional
1 Mei 2024
Isu setoran Rp10 juta itu mencuat dengan narasi yang viral di media sosial TikTok. Polisi pastikan kematian Brigadir Ridhal karena bunuh diri.
Round Up
Terpopuler: SYL Bayar Biduan Pakai Uang Korupsi, Jokowi Down dan Tangerang Banjir
Nasional
1 Mei 2024
Sejumlah berita di Kanal News VIVA masuk dalam jajaran berita terpopuler, salah satunya berita mengenai Eks Mentan SYL yang membayar biduan pakai uang hasil korupsi.
Selengkapnya
Partner
Pernahkah Anda panik karena struk E-Toll hilang? Ada beberapa cara mudah dan cepat untuk mencetak ulang struk E-Toll Anda. Berikut ini beberapa caranya.
Ingin menjaga privasi saat berkomunikasi di WhatsApp? Salah satu caranya adalah dengan menyembunyikan centang biru yang menandakan bahwa Anda telah membaca pesan.
Panik Kontak HP Terhapus? Tenang, Begini Cara Mengembalikannya di Android!
Gadget
sekitar 1 jam lalu
Kehilangan kontak memang menyebalkan, tapi tenang, ada beberapa cara yang bisa kamu coba untuk mengembalikannya. Berikut beberapa langkah mudah untuk mengembalikan kontak
5 Fakta Menarik Raikage A, Karakter Tangan Besi di Naruto
Gadget
sekitar 1 jam lalu
Raikage keempat, A, dikenang dalam Naruto atas kekuatannya. Dia kidal, mampu melawan Susano'o, dan diilhami oleh pegulat. Juga, tradisi nama "A" unik di Kumo terkait posi
Selengkapnya
Isu Terkini