VIVAnews - Setelah sempat jatuh ke level Rp 11.350/US$, rupiah akhirnya menguat pada sesi sore. Namun dibanding penutupan sehari sebelumnya, rupiah melorot cukup lumayan.
Pukul 16.40 WIB, Selasa 11 November 2008 data Bloomberg menunjukkan rupiah ada di posisi 11.170/US$.
Rupiah sempat 'terguncang' setelah perusahaan yang akan mengonversi utangnya berburu dolar di pasar. Namun menjelang sore, perlahan-lahan rupiah berbalik arah kendati tidak berhasil menembus angka sehari sebelumnya di level 10.925/US$.
Pelemahan juga terjadi pada sejumlah mata uang lain di kawasan seperti peso Filipina yang tersuruk 0,8 persen, rupe India anjlok 1,3 persen, ringgit Malaysia turun 1,12 persen, dan baht Thailand 0,07 persen.
Pelemahan mata uang Asia ini terjadi karena spekulasi ekonomi global melorot. Akibatnya sebagian besar mata uang di kawasan Asia, kecuali Jepang melemah.
Emmanuel Krisnijayanto, dealer valuta asing mengatakan, rupiah terpuruk akibat banyaknya perusahaan yang mengonversi utang valuta asingnya, sehingga banyak berburu dolar untuk melunasi utangnya dulu, kemudian baru menukar utangnya ke rupiah.
Menurut dia, langkah itu dilakukan oleh perusahaan karena mereka khawatir nilai tukar rupiah masih akan melemah sehingga mereka menukar pinjaman valasnya ke mata uang lokal. Di tambah lagi faktor ketidakpastian pasar yang masih berlanjut entah kemana.
VIVA.co.id
26 April 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Selengkapnya
Partner
Peristiwa bencana longsor terjadi pada Kamis 25 April 2024 kemarin. Kondisi saat itu dilaporkan tengah hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi di lokasi kejadian.
Dalam laga semi final Piala Asia U-23, Pj Gubernur Sumut akan menggelar nonton bareng di Sibolangit Kabupaten Deliserdang, sekaligus kegiatan Pemprov Sumut.
Temukan smartband terbaik untuk gaya hidup aktifmu! Dari Xiaomi hingga Samsung, pilihannya banyak. Baca sekarang!
Mengalami kinerja lambat pada ponsel bisa sangat mengganggu. Namun, apa yang sebenarnya menyebabkan hal tersebut terjadi? Simak artikel ini untuk mengetahui sebabnya.
Selengkapnya
Isu Terkini