Wawancara Megawati Soekarnoputri

"Jual Citra Terus Lama-lama Capek Lho"

VIVAnews - Jika sejumlah partai masih ribut membahas calon presiden, Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan  lebih maju selangkah.  Partai ini sudah menjaring calon wakil presiden. Sebab calon nomor satu sudah jatahnya Megawati Soekarnoputri, sang ketua umum. Siapa “jodoh” Mega, kini masih jadi tebakan banyak orang.

Mobil Listrik Vinfast Pakai Sistem Sewa Baterai, Segini Biayanya

Ketua Dewan Pertimbangan  PDI Perjuangan, Taufiq Kiemas, beberapa waktu lalu memastikan bahwa calon pendamping Mega akan diumumkan akhir November ini. Walau masih menjaring calon, Taufiq yang juga suami Megawati itu berharap, “Kalau bisa wakilnya dari Partai Golkar.”

Walau Taufiq rajin melakukan negosiasi politik dengan Ketua Dewan Penasehat Partai Golkar, Surya Paloh, sejauh ini si beringin belum menentukan pilihan. Sejumlah pengamat politik menilai,Golkar tetap memilih menjadi tandem dari Susilo Bambang Yudhoyono.

Dominasi Skuad Timnas U-23 di Piala Asia, Menpora Dito Akan Terus Maksimalkan PPLP dan SKO

Dalam wawancara khusus VIVAnews dengan Jusuf Kalla, Ketua Umum Golkar, beberapa waktu lalu, Kalla memberi jawaban mengambang. “Saya sering bertemu presiden,” katanya.

Lalu siapa target PDI Perjuangan setelah Golkar hampir menutup pintu.  Bagaimana cara partai itu menjaring orang nomor dua. Megawati menjawab,” Saya punya hak prerogatif tentukan wakil presiden.”  Soal calon wakil presiden,lanjutnya,  akan ditentukan secepatnya.

Pengakuan Pelatih Yordania Jelang Laga Lawan Timnas Indonesia U-23

Megawati juga mengaku lebih mengandalkan kerja nyata daripada bicara di sejumlah forum.  Sebab, “Jual citra terus lama-lama capek,lho,” katanya.

Berikut wawancara Arfi Bambani Amri, Wenseslaus Manggut,Rika Panda dan Nezar Patria dari VIVAnews dan 3 stasiun televisi swasta dengan Megawati di kantor Megawati Institute, Jalan Proklamasi, Jakarta, Kamis, 6 November 2008:

PDIP beberapa waktu lalu menyatakan akan mengumumkan calon wakil presiden pada akhir November 2008. Apakah ada perubahan?

Saya telah berulangkali mengatakan, karena proses dinamika politik sekarang ini --dalam artian menuju Pemilu-- sangat dinamis. Artinya saya sekarang diwawancara, besok bisa saja berubah. Jadi PDIP perjuangan boleh saja memberi wacana terbuka, tapi kami tetap melaksanakan aturan partai.

Di dalam rapat Dewan Pimpinan Pusat Partai, kemungkinan masih ada 3 kali Rakernas dan satu Rakornas (untuk membahas calon wakil presiden). Rakernas itu Rapat Kerja Nasional dan Rakornas itu Rapat Koordinasi Nasional.

Jadi, hari-hari ini kami terus mengevaluasi. Kalau dilihat di media, banyak yang mengatakan, menunggu hasil Pemilu legislatif, tapi kalau PDI Perjuangan tentu melihat sebagai bagian dari Pemilu legislatif itu juga.

Yang paling penting kami cari adalah satu momen yang tepat untuk mendeklarasikan calon wakil presiden yang akan mendampingi saya.

Apa pengumumannya sebelum Pemilu legislatif?

Prosesnya dinamis. Jika dinilai besok paling tepat, ya besoklah. Jangan lupa sebagai Ketua Umum, saya memiliki hak prerogratif. Tapi jangan lupa, evaluasi itu nanti akan terus dilakukan dalam rapat-rapat kerja PDI Perjuangan.

Sebelum Pemilu legislatif apakah ada pengumuman penting yang dibuat? Misalnya pengumuman nama calon kabinet?

Saya telah memberi arahan ke Dewan Pimpinan Pusat Partai bahwa hal-hal yang sangat penting tentunya akan dilakukan oleh Ketua Umum. DPP boleh saja mengatakan akan membuat kabinet bayangan, akan muncul nama Menko, tapi yang sangat penting, dinamisasi dari proses politik kita.

Apa calon wakil presiden dari luar partai?

Yang pasti, calon-calon wakil presiden pasti dimunculkan dari putra-putra bangsa yang terbaik. Makanya perlu evaluasi.

PDIP sudah mewacanakan koalisi. Golkar tidak mau,  sehingga PDIP mendekati PKS. Apakah benar nanti akan menunjuk salah satu dari 8 nama yang diajukan PKS (sebagai calon presiden dan wakil presiden)?

Seperti yang saya katakan tadi, bahwa ndak bisa saya jawab pertanyaan anda secara vulgar bahwa hari ini saya memilih si ini. Ini proses tahunan.

Saya mengatakan sebagai Ketua Umum, sebagai calon presiden yang diusung PDI perjuangan, akan memilih bukan hanya orang yang menambah suara, membantu saya. Tapi saya akan bekerja sama dengan orang itu selama 5 tahun untuk memimpin bangsa dan negara.

Jadi ada hal yang tidak demikian mudah untuk diobral. Jadi tolong bersabar karena salah satu kunci politik adalah bersabar.


Apa yang diperbaiki dalam strategi kampanye 2009?

Yang paling penting di dalam internal partai, konsolidasi yang paling utama. Mesinnya harus dijalankan dan mesin itu bisa jalan kalau sumber daya manusianya juga mempunyai kekuatan dan semangat yang sama. Saya memang berharap, kalau dilihat dari pemilihan kepala daerah sebagai suatu latihan dan itu nanti jadi ukuran yang cukup baik. Jadi jangan mabuk lagi, karena masih ada 1 tahun untuk menggalang kekuatan. Persoalannya sekarang, apa sih yang mau dilakukan Indonesiaku ini?

Figur Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sangat kuat diidolakan...

Itu kan terserah, menurut saya. Bisa saja orang mengatakan SBY itu karena baik pencitraannya. Pencitraan itu kembali, menurut saya, (harus) be yourself. Lama-lama orang mencoba mengubah dirinya untuk menjadi populer, untuk diakui, (menjadi) capek sendiri lho lama-lama.

Penyelesaian permasalahan apa yang diprioritaskan?

Tentunya kalau melihat semua bidang yang ada, sekarang ini yang sangat berat dan mengalami suatu persoalan yang sangat pelik adalah masalah ekonomi. Tentunya yang ditawarkan untuk dijadikan satu solusi, tapi bisa saja orang nggak bisa menerima. Orang terpikir karena terbawa pengaruh barat, nggak bisa.

Kalau dari ketahanan pangan saja, saya sudah mengajak sejak lama. Saya mengatakan hentikan impor gula, tapi media sendiri tidak menolong. Kempes saja. Coba kalau menolong, tentu bisa membangun harapan. Cobalah sekali-kali tanya pada petani tebu, mana regulasi yang paling tepat untuk mereka? Pasti mereka sebut Mega. Saya sangat yakin. Itu karena jama saya dulu mereka sangat tertolong. Kalau sekarang mereka tak tertolong lagi.

Jadi yang diutamakan ekonomi rakyat kecil?


Jangan lupa, dari dulu itu saya lakukan. Sudah tahunan saya melakukan itu. Ketika perbaikan ekonomi saya lakukan sebenarnya karena saya sudah menyatakan pada kabinet saya, krisis 97 itu kemungkinan bisa terulang lagi dan menurut saya lebih dahsyat. Kenapa? Saya kasih tahulah a, b, c, d...

Tapi kan masalah orang memandang yang akan dipilih dan yang akan diambil untuk dipilih. Orang itu biasa melihat pintarkah dia. Selalu seperti itu. Maka saya bilang, beri saya waktu, paling tidak kekokohan dari apa yang terjadi sekarang ini kacau balau. Sebetulnya sayang untuk tidak melanjutkan apa yang saya lakukan dulu itu.


Bagaimana penilaian Anda atas kemenangan Obama di Amerika?

Dalam kesempatan ini saya  ingin mengucapkan selamat karena kemenangan Beliau. Ini Pemilu yang menurut saya sangat luar biasa. Ini impian sebagian masyarakat Amerika yang merupakan kulit berwarna.

Indonesia menurut saya sudah punya pluralisme, Amerika baru terasa sekarang ini. Meskipun kalau kita lihat di waktu-waktu lalu, kesempatan itu pernah coba diraih oleh Jesse Jackson dan Martin Luther King, tapi mungkin saat itu waktunya belum tepat.

Saya berharap Presiden Obama, yang memiliki sejarah, latar belakang bahwa dia pernah hidup di Indonesia. Paling tidak bisa mengerti kultur orang Timur. Dewasa ini yang sekarang terjadi di abad ini, sepertinya kembali akan termunculkan kembali perbedaan-perbedaan suku, agama, lalu yang namanya kebersamaan mulai diabaikan.

Apakah ada harapan bahwa Indonesia akan memiliki hubungan setara dengan  Amerika?

Saya juga berharap agar  hubungan Indonesia dengan Amerika lebih setara. Perlu hubungan kesetaraan dalam hubungan antar negara. Kenapa? Coba saja lihat keadaan sekarang ini, mengenai krisis global ekonomi dunia. Amerika terkena krisis.

Kita harusnya tidak terikut-ikut, harusnya dipikirkan mengapa sampai begitu, apakah karena ketahanan ekonomi kita sendiri yang sangat rapuh? Ada mereka yang ahli di bidang ekonomi mengatakan ekonomi kita rapuh. Padahal seharusnya ketahanan ekonomi kita cukup kuat tidak harus terkena tsunami seperti ini.

Kenapa ya, orang kita baru sadar kalau  orang asing yang ngomong, tetapi ketika ahli kita mengatakan harusnya begini, kok kayaknya kurang didengarkan? Sekarang ini ada titik balik sejarah buat kita bahwa di Amerika terjadi perubahan, di Indonesia juga harus terjadi perubahan dalam arti nilai-nilai kebangsaan, ketimuran, harga diri. Kita harus lakukan.

Menurut Anda, kenapa Obama yang berkulit hitam bisa menjadi presiden di Amerika?

Saya lihat, dukungan yang didapat beliau itu sekarang bukan hanya dari dua kubu. Saya perhatikan terus beliau bersaing dengan Hillary Clinton (bisa menang) karena beliau dapat mencitrakan, 'Yes, I'm American'. Itu juga yang harus kita citrakan, 'Yes, I'm Indonesian'. Ini kan nggak.

Ada keinginan untuk menjadi seperti Obama?


Saya Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, tapi bukan hanya itu harga saya. Saya, kalau diizinkan jadi presiden, nanti itu berbeda.
Nanti kita lihatlah Obama, karena dalam pidatonya kemarin yang begitu singkat memukau, dia betul-betul mengambil magnet bahwa satu kata, kita Amerika. Tidak ada itu semua, keinginan itu dari suku, mereka yang berkulit putih, berkulit hitam dan sebagainya.

Obama berhasil karena menawarkan perbaikan ekonomi. Adakah janji perbaikan yang serupa untuk Indonesia?

Saya tidak ingin berjanji. Karena buat apa berjanji. Janji selalu palsu. Saya hanya ingin menawarkan hal-hal bagi rakyat dapat membuka diri, bagaimana kita memperbaiki ekonomi kita. Mengapa kalau orang asing mengatakan, baru kita percaya, bahkan akan terjadi begini.
Saya ketika krisis ini, saya ditanya ahli-ahli ekonomi, krisis ini akan terjadi. Saya bukan tukang ramal, tapi karena saya dianggap bukan sarjana, dianggap tak punya kemampuan dan keahlian mengenai itu, tak ada yang mendengarkan saya.

Karena mereka ini (merasa) bukannya sepertinya tsunami ekonomi. Apa itu namanya? Saya baca bukunya, tapi lupa namanya, bahwa beberapa tahun lagi akan ada krisis ekonomi lagi. Sangat trend waktu itu, sampai datang orangnya ke sini. (Kemudian diberitahu Sekretaris Jenderal PDIP Pramono Anung yang berada di sampingnya bahwa penulisnya ekonom Amerika, Joseph Stiglitz). Ya itu.

Kita kumpulkanlah ahli-ahli kita. Mereka juga pergi ke sekolah yang sama. Ada yang dari Harvard, yang katanya universitas-universitas sangat mumpuni di dunia. Ada Harvard, Stanford, Berkeley. Ya sama ilmunya, kok mesti yang di sana yang harus ngomong.

Apakah PDI Perjuangan bisa menciptakan sosok yang diangkat dengan cepat seperti Obama?

Itu saya kira perlu proses. Karena jangan kita menyatakan diri kita sama dengan Amerika. Amerika membangun negaranya melalui perubahan-perubahan konstitusinya 200 tahun. Itu mengalami perang saudara. Kalau kita beda lagi. Jadi akar sejarah kita yang dilihat lagi. Apakah kemungkinan itu bisa? Persoalannya sekarang, modelnya seperti apa?

Kalau melihat munculnya Obama, banyak yang dulu muncul seperti Presiden Kennedy dulu, John dan Bob (Kennedy). Makanya terus, maaf, terjadi pembunuhan. Jika keduanya terus terjadi menjadi presiden, Amerika akan berbeda hari ini.

Saat itu perbedaan ras masih menonjol. Sekarang, yang namanya di media saja, kita ambil Oprah, dia salah satu black American yang sukses. Jelas kita bisa, tapi jangan suka meniru orang dong. Kita bangun dari tangan kita sendiri. Menurut saya, Indonesia ini penyakitnya begitu lho, meniru. Ingat kita ini Indonesia.


Apa yang diperbaiki dalam strategi kampanye 2009?

Yang paling penting di dalam internal partai, konsolidasi yang paling utama. Mesinnya harus dijalankan dan mesin itu bisa jalan kalau sumber daya manusianya juga mempunyai kekuatan dan semangat yang sama. Saya memang berharap, kalau dilihat dari pemilihan kepala daerah sebagai suatu latihan dan itu nanti jadi ukuran yang cukup baik. Jadi jangan mabuk lagi, karena masih ada 1 tahun untuk menggalang kekuatan. Persoalannya sekarang, apa sih yang mau dilakukan Indonesiaku ini?

Figur Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sangat kuat diidolakan...

Itu kan terserah, menurut saya. Bisa saja orang mengatakan SBY itu karena baik pencitraannya. Pencitraan itu kembali, menurut saya, (harus) be yourself. Lama-lama orang mencoba mengubah dirinya untuk menjadi populer, untuk diakui, (menjadi) capek sendiri lho lama-lama.

Penyelesaian permasalahan apa yang diprioritaskan?

Tentunya kalau melihat semua bidang yang ada, sekarang ini yang sangat berat dan mengalami suatu persoalan yang sangat pelik adalah masalah ekonomi. Tentunya yang ditawarkan untuk dijadikan satu solusi, tapi bisa saja orang nggak bisa menerima. Orang terpikir karena terbawa pengaruh barat, nggak bisa.

Kalau dari ketahanan pangan saja, saya sudah mengajak sejak lama. Saya mengatakan hentikan impor gula, tapi media sendiri tidak menolong. Kempes saja. Coba kalau menolong, tentu bisa membangun harapan. Cobalah sekali-kali tanya pada petani tebu, mana regulasi yang paling tepat untuk mereka? Pasti mereka sebut Mega.Saya sangat yakin. Itu karena jama saya dulu mereka sangat tertolong. Kalau sekarang mereka tak tertolong lagi.

Jadi yang diutamakan ekonomi rakyat kecil?

Jangan lupa, dari dulu itu saya lakukan. Sudah tahunan saya melakukan itu. Ketika perbaikan ekonomi saya lakukan sebenarnya karena saya sudah menyatakan pada kabinet saya, krisis 97 itu kemungkinan bisa terulang lagi dan menurut saya lebih dahsyat. Kenapa? Saya kasih tahulah a, b, c, d...

Tapi kan masalah orang memandang yang akan dipilih dan yang akan diambil untuk dipilih. Orang itu biasa melihat pintarkah dia. Selalu seperti itu. Maka saya bilang, beri saya waktu, paling tidak kekokohan dari apa yang terjadi sekarang ini kacau balau. Sebetulnya sayang untuk tidak melanjutkan apa yang saya lakukan dulu itu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya