Pinjaman Swasta Ikut Tekan Rupiah

VIVAnews – Tingginya pembayaran pinjaman luar negeri jadi salah satu penyebab melemahnya rupiah yang nilainya masih di per US$ 1. Ternyata, pembayaran paling tinggi berasal dari pihak swasta.

Kepala Ekonom The Indonesia Economic Intelligence (IEI), Sunarsip, mengatakan untuk total pinjaman luar negeri hingga di triwulan III 2008, jumlahnya masih mencapai US$ 147,4 miliar. Jumlah ini adalah total pinjaman dari pemerintah dan swasta.

Sementara hingga triwulan III, 2008, jumlah cicilan pembayaran pokok dan bunga pinjaman, mencapai US$ 32,4 miliar yang dibayarkan oleh swasta dan perbankan.

Tingginya pembayaran pinjaman ini, menyebabkan tingginya permintaan valas. "Dipasar dolar juga tinggi permintaanya, makanya dolar menguat," ujarnya.

Oleh karena itu untuk mengatasi tekanan tingginya cicilan ini pemerintah disarankan membentuk semacam agency untuk menyelesaian utang. Pembentukan agency diperlukan untuk merenegosiasi, apakah utang misalnya bisa di restrukturisasi.

Pagi Ini, KPU Tetapkan Prabowo-Gibran sebagai Presiden dan Wapres Terpilih

"Pemerintah sendiri dalam lima tahun ke depan, pembayaran pinjaman yang jatuh tempo masih juga cukup besar, senilai US$4-7 miliar," ujar Sunarsip.

Presiden Iran, Ebrahim Raisi (tengah).

Masih Hangat, Presiden Iran Bujuk Pakistan Gabung Aliansi Anti-Israel

Presiden Iran, Ebrahim Raisi, tiba di Islamabad pada hari Senin, 22 April 2024 untuk kunjungan resmi selama tiga hari. Iran dan Pakistan sedang berupaya baiki hubungan

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024