Pasca Pemilu AS

Obama Menang, Kejahatan Rasial Meningkat

VIVAnews - Rupanya warga Amerika belum sepenuhnya siap menerima kehadiran presiden berkulit hitam di Gedung Putih. Usai pemilu yang dimenangkan kandidat Partai Demokrat Barack Obama dengan telak, kejahatan berbau ras meningkat tajam di seantero Amerika Serikat.

Puluhan Ribu Pengendara Motor Kena Tilang Gara-gara Benda Ini

Salib dibakar. Murid sekolah mendengungkan “Bunuh Obama”. Simbol-simbol orang kulit hitam digantung.Coretan-coretan berbau ras mewarnai rumah-rumah dan mobil-mobil.

Kejadian di seantero AS mengacu pada presiden terpilih Barack Obama, yang membangkitkan kembali isu ras di AS pasca pemilu, yang menegaskan masih kuatnya rasisme di Amerika.

Indonesia Secures Rice Import Deal with Cambodia Ahead of Eid al-Fitr

Dari California ke Maine, polisi menemukan serangkan kejahatan perusahan dan ancaman dan setidaknya satu serangan fisik. Hinaan dan ejekan dilakukan oleh orang dewasa, mahasiswa dan pelajar.

Ratusan insiden terjadi sejak pemilu, lebih banyak dari biasanya, kata Mark Potok, Direktur Intelilligence Project at the Southern Poverty Law Center, yang memonitor kejahatan berdasar kebencian.

Erick Thohir Angkat Asisten Prabowo Jadi Komisaris Pindad

Satu kejadian di Snellville,Georgia, dimana Denene Millner mengatakan seorang anak laki-laki di bis sekolah mengatakan pada anak perempuannya yang berusia 9 tahun, sehari setelah pemilu,

“Saya harap Obama dibunuh”. Malamnya, seseorang membuang kotoran manusia dalam kotak pizza di pintu depan rumah saudara iparnya.

Millner, yang berkulit hitam, menyatakan emosinya yang campur aduk antara marah dan takut. “ Saya tak bisa mengatakan setiap orang kulit putih di Snellville adalah jahat dan anti Obama,dan ingin menodai rumah milik saya, hanya karena dua orang idiot melakukannya,” kata Miller, seperti dilansir AP Minggu 16 November 2008.

“Tapi itu jelas membuat anda menjadi terlihat sedikit berbeda dengan orang-orang lain dimana anda tinggal, dan membuat anda bertanya-tanya apa yang mereka bisa lakukan dan apa yang sebenarnya mereka pikirkan,”kata Millner lagi.

Potok, yang berkulit putih, meyakini bahwa ada banyak orang kulit putih di AS yang merasa mereka kehilangan segala yang mereka ketahui, dan negara yang dibangun oleh nenek moyang mereka telah diambil dari mereka.

Grant Griffin, warga asli Georgia berkulit putih, menyatakan sentiment yang senada. “ Saya yakin bangsa ini telah hancur dan telah beberapa dekade. Terpilihnya Obama adalah puncak dari perubahan itu,” kata Griffin yang berusia 46 tahun.

Perubahan dalam bentuk apapun tak berlangsung mudah, dan presiden berkulit hitam adalah perubahan sangat besar dalam soal ras yang dialami negara AS sejak perang sipil, “kata William Ferris,Direktur Senior Associate di Pusat Studi Amerika Selatan di Universitas North Carolina.

“Ini mengguncang pondasi dimana negara ini berdiri selama berabad-abad,” kata Ferris.(AP)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya