Proyek Marak, Saham Wijaya Karya Menjanjikan

VIVAnews – PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) diperkirakan memeroleh pendapatan Rp 6 triliun dan laba bersih Rp 184 miliar pada akhir 2008. Perolehan kinerja perseroan itu diprediksi mampu mendongkrak harga saham Wijaya Karya ke level Rp 690.

Riset PT BNI Securities menyatakan, target harga saham BUMN konstruksi tersebut berdasarkan metode discounted cash flow (DCF) dan weighted average cost of capital (WACC) sebesar 15,36 persen. WIKA diperdagangkan pada price to earning ratio (PER) 2008 sebesar 8,1 kali, lebih rendah dibanding rata-rata industri 11,5 kali.

“Kami merekomendasikan buy,” kata analis BNI Securities Maxi Liesyaputra dalam risetnya tentang WIKA edisi Senin, 6 Oktober 2008.

Pada transaksi Selasa, 7 Oktober 2008, saham BUMN konstruksi itu melemah Rp 10 ke posisi Rp 200. Volume saham berpindah tangan mencapai 56,8 juta unit senilai Rp 11,6 miliar dengan frekuensi 1.105 kali.

Wijaya Karya memeroleh komitmen pinjaman dari enam bank senilai Rp 800 miliar. Dari jumlah tersebut, Rp 600 miliar akan digunakan untuk membiayai proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panasbumi (PLTP) Tampo Mas di Subang. PLTP tersebut berkapasitas 2 x 45 megawatt  (MW) dengan sumber pembiayaan sekitar 30 persen dari internal perseroan dan mitra bisnis, sedangkan pinjaman perbankan 70 persen.

Pembangunan proyek akan dimulai pada semester dua 2009 dan ditargetkan selesai 2010. Berdasarkan kontrak, harga listrik PLTP mencapai US$ 5,89 per kwh. Proyek tersebut berstatus independent power producer (IPP). Perseroan bertindak sebagai pelaksana engineering procurement and construction (EPC) sekaligus pemilik pembangkit listrik.

“Kemenangan tender pembangunan PLTP akan memberikan sentimen positif dalam jangka panjang, karena berpotensi menambah recurring income (pendapatan berulang),” tulis dia.

Meski demikian, BNI Securities belum memasukkan potensi pendapatan proyek tersebut tahun ini, karena pembangunan direncanakan selesai pada 2010. Wijaya Karya memiliki rekam jejak (track record) cukup baik dalam pengerjaan proyek pembangkit tenaga listrik, terutama PLTU.

Video Anak Kecil Mengendarai Sepeda Motor, Ada Risiko Hukumnya

Perseroan juga merupakan perusahaan konstruksi yang paling banyak mengerjakan proyek PLTU. Beberapa PLTU yang sedang dikerjakan antara lain PLTU Tanjung Priok berkapasitas 700 MW dan PLTU Pelabuhan Ratu 3 x 300 MW.

Selama 2007, perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp 4,28 triliun dan laba bersih Rp 129 miliar. Laba bersih per saham (earning per share/EPS) mencapai Rp 45,1 per unit. Total aset Rp 3,68 triliun dan ekuitas Rp 1,29 triliun.

Pada periode tersebut, saham Wijaya Karya diperdagangkan dengan price to earning ratio (PER) 5,9 kali dan price to book value (PBV) 1,2 kali. Sementara itu, price-earning to growth (PEG) minus 0,1 kali.

Return on equity (ROE) perseroan pada 2008 diperkirakan mencapai 13 persen, dengan return on assets (ROA) 4,3 persen, atau meningkat masing-masing dari 10 persen dan 3,5 persen pada 2007.

Sidang putusan sengketa hasil Pilpres 2024 di MK

Putusan MK Bersifat Final, Prof Niam: Kontestasi Telah Usai, Saatnya Bersatu

Putusan MK yang sifatnya final dan mengikat itu menandakan kontetasi Pilpres 2024 sudah selesai.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024