Bursa Layangkan Surat Kedua ke Bumi

VIVAnews - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengirimkan surat kedua  kepada PT Bumi Resources Tbk (BUMI) terkait akuisisi tiga perusahaan. Otoritas bursa menganggap penjelasan manajemen Bumi terhadap surat pertama belum memuaskan.

"BEI telah mengirimkan surat kemarin atau hari ini kepada Bumi. Kami masih tunggu jawabannya," ujar Direktur Pencatatan BEI, Eddy Sugito, di gedung bursa efek, Jakarta, Selasa 20 Januari 2009.

Eddy menjelaskan, surat tersebut mempertanyakan laporan valuasi (valuation report) transaksi pembelian 44 persen saham PT Darma Henwa Tbk (DEWA) melalui Zurich Asset Investment Ltd, PT Fajar Bumi Sakti (75,7 persen), serta 89 persen saham Pendopo Coal Ltd.

Vietnamese EV Taxi Service Push Sustainability Agenda with VinFast

Valuation report belum kami peroleh, sehingga kami sulit melihat apakah transaksi itu mahal atau tidak,” kata dia.

Selain itu, Eddy menambahkan, surat otoritas bursa juga mempertanyakan alasan pembatalan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) yang semula direncanakan pada 26 Februari 2009.

Eddy mengungkapkan, pihaknya juga sedang meminta opini hukum serta laporan independen dari Bumi terkait akuisisi tersebut. ”Kami masih menunggu itu,” tutur dia.

Sebelumnya, BEI meminta penjelasan manajemen Bumi terkait transaksi akuisisi melalui surat tanggal 8 Januari 2009. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) juga pernah memanggil Bumi untuk menjelaskan proses akuisisi tersebut.

Sementara itu, terkait pelaksanaan RUPSLB, Senior Vice President Investor Relations Bumi Resources, Dileep Srivastava, mengatakan, perseroan tidak tergesa-gesa menyelenggarakan RUPSLB. "Kami tidak terburu-buru menggelar RUPSLB. RUPS tersebut sepertinya akan digelar seperti tahun 2008, yakni pada akhir kuartal II-2008," ujar dia kepada VIVAnews.

Ilustrasi utang.

5 Negara yang Paling Jarang Utang di Dunia, Nomor 1 Tetangga Indonesia

Tidak semua negara di dunia ini mengandalkan utang dalam proses pembangunan dan pengelolaan pemerintahannya. Ada lima negara yang memiliki tingkat utang paling rendah.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024