Heboh Sepatu Dalam Negeri

Fahmi Idris Kecewa dengan Menteri Lain

VIVAnews - Menteri Perindustrian mengungkapkan kekecewaannya di sela-sela Rapat Kerja Departemen Perindustrian 2009 di Hotel Bumi Karsa Bidakara Jakarta, Rabu, 18 Februari 2009.

Kekecewaannya itu terkait dengan salah satu Menteri di Kabinet Indonesia Bersatu yang mempertanyakan pernyataan seorang Direktur Jenderal Departemen Perindustrian di salah satu media massa yang dikabarkan terkait kebijakan proteksionisme pasar dalam negeri.

"Ketika saya katakan mau himbau PNS beli sepatu dalam negeri, eh malah heboh. Yang heboh, temen saya sendiri yang juga menteri," katanya tanpa menyebut siapa menteri yang dimaksud.

Dikabarkan, buntut kemarahan Menperin itu akibat adanya upaya dari "teman menteri" yang dimaksud, yang meminta pernyataan salah seorang bawahannya tersebut dicabut.

"Saudara Fauzi (Fauzi Aziz-Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Depperin) dikritik untuk mencabut statement. Saya bilang tidak usah takut, toh komandannya saya. Jadi, saya yang bertanggung jawab," ujarnya di tengah peserta rapat.

Dalam kasus itu, Fahmi menilai ada yang salah dalam cara berpikir. "Dan itu teman saya sendiri, yang kecewa dengan saya," ujarnya.

Menurut dia, lebih baik melindungi negeri kita sendiri terlebih dahulu. Baru memperhatikan tetangga setelah itu.

Fahmi menuturkan, setiap negara akan melakukan berbagai upaya yang terkadang sebaliknya dari konsep ekonomi yang dicanangkannya. "Contohnya, Amerika. Sebelum krisis, mereka kan liberal dan anti proteksionisme," katanya.

Namun, dia menambahkan, setelah krisis Amerika menjadi begitu proteksionistis dan itu menjadi hal yang belum pernah dilakukan sejak puluhan tahun lalu.

"Sepekan yang lalu Obama luncurkan kebijakan American Buy American, itu kontrol yang sangat ketat. Eh, ketika saya usulkan PNS wajib gunakan sepatu dalam negeri, tiba-tiba malah ada yang heboh dan itu teman saya sendiri yang juga menteri lagi," katanya.

Menurutnya, Amerika yang rajanya liberalisme sudah memberikan dana talangan (bailout) yang luar biasa besarnya, begitupun Singapura dan Jepang. "Kita harus lindungi perekonomian negara kita, WTO untuk sementara lupakan dulu," katanya.

Lika Liku Kehidupan Soesalit Djojoadhiningrat, Pasca Ibunda RA Kartini Meninggal Dunia
Edy Rahmayadi.(B.S.Putra/VIVA)

Pilgub Sumut 2024, Edy Rahmayadi Ambil Formulir Pendaftaran ke PDI Perjuangan

Gubernur Sumut periode 2018-2023, Edy Rahmayadi diwakili tim pemenangan mengambil formulir pendaftaran sebagai bakal calon Gubernur Sumut 2024, di Kantor DPD PDIP Sumut.

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024