Ambisi Gantikan BBM Impor

Jadi Program Prabowo, Bioethanol Tak Laku

VIVAnews - Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) menyatakan saat ini kapasitas ethanol dalam negeri sangat besar.

Sayangnya, menurut Sekretaris Jenderal Aprobi Paulus Tjakrawan, meski kapasitasnya besar, penyerapan untuk menjadi bioethanol masih rendah karena terkendala harga jual yang tidak kompetitif.

"Kapasitas ethanol besar tapi untuk diubah menjadi bioethanol belum banyak perusahaan yang mau produksi karena harga jualnya tidak bagus," ujar dia kepada VIVAnews di Jakarta, Jumat, 13 Maret 2009.

PSSI Buka Suara soal Dugaan Pengaturan Skor Bhayangkara FC Vs Persik

Bioethanol adalah campuran antara bahan bakar fosil (minyak bumi) dengan bahan bakar nabati. Saat ini, campuran kedua komponen tersebut di Indonesia masih tergolong rendah, hanya 10 persen.

Ini berbeda dengan kondisi bioethanol di Amerika dan Brazil yang komposisinya sudah mencapai 80 persen. "Ini karena dalam regulasi hanya diperbolehkan 10 persen," tuturnya.

Menurut dia, saat ini baru satu produsen yang melakukan produksi bioethanol. Itu pun baru 12.000 kiloliter (KL) per tahun, padahal kapasitas pabrik pengolahannya 50.000 KL. "Di pasaran dunia saat ini harga US$40 per ton," kata dia.

Polisi Periksa 21 Saksi Terkait Kasus TPPU yang Jerat Ahli Nuklir UGM

Produksi bioethanol sebagai salah satu langkah menghentikan impor bahan bakar minyak merupakan salah satu program prioritas Partai Gerakan Indonesia Raya, jika mereka memenangkan Pemilu. 

Menurut data Gerindra, Indonesia masih harus mengimpor sekitar 30 persen dari kebutuhan BBM dalam negeri. Pada 2008, impor BBM mencapai 50 juta barel dari konsumsi sebanyak 250 juta barel.

Sedangkan pada 2009 rencananya, Pertamina bakal mengimpor premium sebanyak 55,5 juta barel, serta solar dan minyak tanah, masing-masing 73 juta barel dan 36 juta barel.

Dalam program itu, Gerindra mengajukan singkong sebagai bahan baku ethanol. Pasalnya, iklim di Indonesia sangat cocok dengan tanaman umbi-umbian itu. 

Dalam hitungan Gerindra, untuk menggantikan impor premium sebesar 10 persen, diperlukan tambahan produksi ethanol sebanyak 882 juta liter setiap tahun. Kebutuhan itu dapat dipenuhi dengan pembangunan 15 pabrik ethanol berkapasitas 60 ribu kiloliter per tahun.

Ketua DPRD Jambi Hadiri Akad Nikah Pernikahan Putri Sulung Gubernur Al Haris

Dengan asumsi impor premium nasional tetap, diperlukan 150 unit pabrik ethanol untuk menggantikan semua impor.

Kepala Rumah Sakit (Karumkit) Polri, Brigadir Jenderal Polisi Hariyanto

RS Polri: Seluruh Jasad Korban Kebakaran Toko Frame Mampang Sudah Teridentifikasi

Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, mengungkapkan bahwa jasad tujuh korban kebakaran Toko Frame dan Galeri di Mampang Prapatan sudah berhasil teridentifikasi.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024