Virtualisasi

UKM Antusias pada Virtualisasi

orang menggunakan komputer
Sumber :
  • U-Report

Viva Teknologi virtualisasi kini sudah bukan lagi teknologi yang hanya bisa diadopsi oleh perusahaan besar. Bahkan, firma riset IDC berani memprediksi dalam tren tersebut bakal merambah cepat di kalangan perusahaan kecil menengah (Small-Medium Enterprise) di wilayah Asia Pasifik dalam beberapa tahun ini.

Ketahui Manfaat dan Risiko Saham Blue Chip, Dapatkan Dividen yang Konsisten

Virtualisasi adalah metode isolasi dan separasi pada sebuah resource komputer, sehingga resource tersebut dapat dioptimalkan untuk digunakan secara bersama-sama oleh beberapa sistem berbeda. Dengan virtualisasi perusahaan juga dapat mengirit jumlah SDM, software, hardware, serta berbagai elemen TI lainnya.

Di Indonesia, firma riset International Data Corporation (IDC) melaporkan, pada tahun 2007 sekitar 85 persen perusahaan masih belum mengimplementasi solusi virtualisasi, dan kebanyakan, masih menggunakan server sebagai datacenter.

Rekomendasi Sandal Stylish dan Nyaman untuk Hari Raya Lebaran

Memasuki tahun 2008, menurut IDC, sekitar 40 persen perusahaan yang ada di Indonesia hanya menggunakan 10 persen server pada data centernya. Adapun 35 persen perusahaan lainnya masih menggunakan 25 persen server, dan 25 persen perusahaan masih menggunakan 100 persen server di data centernya.
 
"Pertumbuhannya sangat pesat, hampir 300 persen. Angka ini diproyeksi akan terus tumbuh seiring membesarnya kebutuhan perusahaan akan datacenter, terutama di wilayah Asia Pasifik," kata Daphne Chung, Senior Researcher Manager IDC Asia Pasifik, di sela-sela peluncuran teknologi virtualisasi Microsoft terbaru, di Jakarta, Kamis 30 Oktober 2008.

Dia juga mengatakan, penjualan Year on Year software virtualisasi mengalami pertumbuhan hingga 68,5 persen, sejak dua tahun silam.

Perprindo Protes Permenperin Baru soal Impor Elektronik Picu Ketidakpastian Hukum, Ini Penjelasannya

Di tempat yang sama, Deepak Setty, Business Development Manager, High Performance Computing, Microsoft APAC, mengatakan bahwa tren virtualisasi akan terjadi dalam dua-tiga tahun ini. "Kami menemukan 70 persen SME di Indonesia menyatakan tertarik untuk mengadopsi teknologi virtualisasi."

Hal senada diucapkan oleh Suresh Kalpaty, Regional Director Partner Solution Microsoft Asia Pasifik. "Pada 2010, sekurang-kurangnya 54 persen perusahaan yang memiliki 1.000 karyawan di seluruh dunia, akan menggunakan teknologi virtualisasi. 81 persen di antaranya memakai software virtualisasi dari Microsoft," ujar Kalpaty.

Microsoft mengklaim, teknologi virtualisasi teranyarnya, Hyper V, mampu melakukan penghematan energi (pada konsumsi energi listrik dan overheat) hingga 25 persen. Bahkan untuk skala besar, penghematan diperkirakan mampu mencapai 80 persen.

"Kini mereka tak perlu lagi menyiapkan dana sekitar 100 lisensi (software) untuk 100 server. Mereka hanya perlu membeli sekitar lisensi 20 server, 80 sisanya divirtualisasi.

Anda bisa mengunduh softwarenya secara gratis," ujar Adrian Anwar, Server & Tools Marketing Manager Business Marketing Organization, Microsoft Indonesia.

Di tengah tren virtualisasi ini, Microsoft Windows masih harus berkompetisi ketat dengan vendor raksasa lain, VMware, yang lebih dulu populer sebagai software virtualisasi server.

Microsoft memasarkan softwarenya dengan harga yang lebih kompetitif, yakni mulai USD 2.500 (sekitar Rp 26,5 juta), jika dibandingkan VMware yang mulai dari USD 6.000 (sekitar Rp 63,8 juta).

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya