Mahasiswi Moestopo Jadi Korban Penculikan

VIVAnews - Suci Tri Handayani, 20 tahun, mahasiswi Universitas Moestopo, menjadi korban penculikan sekelompok orang tak dikenal. Dia diculik usai menghadiri reuni di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan.

Seluruh barang berharga milik korban dirampok. Mahasiswi semester VI Fakultas Ilmu Komunikasi itu kemudian di buang di kawasan Karawang, Jawa Barat. Demikian dituturkan orang tuanya, M Asyari, 55 tahun, dan Iklimah, 45  tahun, kepada VIVAnews di rumahnya, Villa Mutiara Blok NN No 18, Sawah Baru, Ciputat, Tangerang, Senin 2 Februari 2009.

Kejadian bermula Sabtu sore, 31 Januari 2009. Suci berpamitan  pergi ke Cilandak Town Square untuk reuni dengan teman SMU sekitar pukul 17.00 WIB. Suci meninggalkan rumahnya menggunakan taksi.

Sekitar pukul 18.30, Suci dihubungi pemuda tak dikenal melalui telepon. Si pemuda mengajak Suci makan malam di suatu tempat. Merasa tak kenal, Suci pun menolaknya. "Anak saya bilang Siapa sih lu? Tapi penculik berlagak sok kenal," kata Iklimah menirukan cerita Suci.

Suci tetap bergabung dengan teman-temannya. Acara kumpul-kumpul teman lama itu bahkan berlanjut ke kawasan Pondok Indah. Acara selesai sekitar pukul 22.00. Sebelum pulang, Suci sempat mampir ke rumah temannya, Mizye, di Cipete, Jakarta Selatan.

Sekitar pukul 23.00, saat menunggu taksi sepulang dari rumah Mizye, Suci kembali menerima telepon si pemuda. Bungsu dari tiga bersaudara ini pun termakan rayuan si pemuda dan menerima tawaran diantar pulang. Ia dijemput si pemuda menggunakan mobil Honda Stream. "Karena hujan lebat dan kondisi gelap, Suci mengiyakan," lanjutnya.

Namun, sekira pukul 23.00 WIB, Saat Suci sedang menanti taksi untuk pulang, pelaku menghubungi lagi. Kali ini berbeda, pelaku yang sudah membuntutinya itu menawarkan tumpangan dan segera datang menjemputnya dengan menggunakan mobil Honda Stream. Kemudian, si bungsu dari tiga bersaudara ini menerima ajakan tersebut dengan masuk ke dalam Mobil pelaku.

Beberapa menit setelah naik mobil, Suci dibekap dua orang lelaki bertopeng hitam yang bersembunyi di belakang. Suci yang mengenakan kaos biru lengan panjang dengan celana pendek putih di atas lutut bisa dengan leluasa memberontak dan menendang-nendang apapun di dalam mobil. "Sampai kakinya memar," ibunya menambahkan.

Pelaku sempat memukul pipi kiri Suci, mengikat kedua tangan Suci dengan tali dan membekap mulutnya dengan lakban hitam. Mata dan kepalanya pun ditutup dengan celana dalam yang kemudian  dibalut lakban. "Jangan ngamuk! Kita lagi cari makan, Kita juga disuruh orang," kata Asyari.

Saat dalam penyekapan, Suci sempat mendengar pembicaraan salah satu pelaku dengan seseorang melalui telepon. "Pelaku bilang, sudah bos. Anaknya sudah saya pegang. Transfer uangnya," kata Asyari.

Suci yang dalam keadaan dibekap dan terikat, sempat mendengar pula jawaban suara si bos tadi, "jangan diapa-apain!". Tak lama kemudian, Suci mendengar pelaku berteriak-teriak. "Itu Daihatsunya, merapat, merapat!" lanjutnya. Hanya beberapa menit, kedua mobil berhenti untuk memastikan, Suci dalam keadaan aman.

Setelah mengambil empat buah telepon genggam, kartu ATM, tanda pengenal dan uang sebesar Rp 50 ribu, pelaku kemudian membuang korban di kawasan Karawang.

Pada Minggu pagi sekitar pukul 01.30 WIB, Suci ditemukan warga Karawang dalam kondisi terikat. Suci kemudian dibawa ke Kepolisian Sektor Teluk Jambe. Pukul 04.00 WIB, Suci dijemput orang tuanya. Pada pukul 10.00 WIB, didampingi orang tuanya, Suci pun  melapor kejadian tersebut ke Kepolisian Daerah Metro Jaya.

Kepada wartawan, Kepala Satuan Kejahatan dengan Tindak Kekerasan Kepolisian Daerah Metro Jaya, Ajun Komisaris Besar Nico Afinta, membenarkan peristiwa tersebut.

4 Pria Terkapar Babak Belur di Depan Polres Jakpus, 14 Anggota TNI Diperiksa
Sidang Lanjutan sengketa perselisihan hasil Pilpres 2024 di MK

Sidang Sengketa Pilpres, MK Pertimbangkan Hadirkan Mensos hingga Menkeu

Kubu 01 dan 03 meminta izin ke MK agar bisa menghadirkan sejumlah menteri dalam persidangan sengketa Pilpres 2024.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024