Keputusan Swap Dengan Jepang Pekan Depan

VIVAnews - Indonesia meminta tambahan plafon pinjaman Bilateral Agreement Swap (BSA) dengan Jepang lebih dari US$ 6 miliar. Besarannya akan diputuskan minggu depan, setelah BI melakukan negosiasi.

"Yang sudah kita tandatangani US$ 6 miliar, kita mengusahakan untuk diperbesar. Nanti keputusannya minggu depan," kata Deputi Gubernur Senior BI Miranda S Goeltom di Jakarta, Kamis 5 Februari 2009 malam.

Ketika ditanya apakah BSA dengan Jepang jumlahnya bisa mencapai US$ 12 miliar, Miranda mengelak mengatakannya. "Ya nanti lihat, saya tidak berhak memberitahukan angka sebelum Bu Menteri, Pak Gubernur tanda tangan," katanya.

Sebelumnya Gubernur BI Boediono akan menjajaki kemungkinan penambahan cadangan devisa Indonesia dari sejumlah negara. Untuk pinjaman dari Jepang diperkirakan tuntas negosiasinya pada akhir bulan ini.

Sebelumnya, Deputi Gubernur BI Hartadi Sarwono pernah mengungkapkan Indonesia tengah menjajaki pinjaman bilateral untuk menambah cadangan devisa sebesar US$ 12 miliar. Perinciannya, dari Jepang sebanyak US$ 6 miliar, Cina US$ 4 miliar dan Korea Selatan US$ 2 miliar.

Pinjaman BSA adalah fasilitas pertahanan lini kedua bagi bank sentral Indonesia. Artinya tambahan cadangan devisa ini baru digunakan setelah cadangan devisa yang sudah ada dipakai. Saat ini, Bank Indonesia memiliki cadangan devisa US$ 51 miliar.

Mekanisme pinjaman dari Jepang akan dilakukan dengan menjaminkan rupiah. Maksudnya, BI akan meminjam dalam beberapa bulan ke depan pinjaman ini dijamin dengan rupiah, namun pada saatnya nanti akan dikembalikan.

Kemenkominfo Menggelar Nobar Webinar "Mengenal Literasi Digital Sejak Dini"
Dok. Istimewa

Bareskrim Bongkar Sindikat BBM Pertamax Palsu, Manajer hingga Pengelola SPBU jadi Tersangka

Para pelaku dalam aksi krimnalnya mengubah bensin BBM Pertalite menjadi Pertamax. BBM Pertamax palsu itu pun dijual sesuai harga pasaran Pertamax.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024