VIVAnews - Menteri Keuangan Sri Mulyani memperkirakan ketidakpastian nilai dolar AS yang terus berfluktuasi masih akan membayangi nilai tukar rupiah dan mata uang di seluruh dunia hingga tahun 2010. Pada perdagangan Selasa 24 Februari 2009, rupiah sempat menginjak 12.050/US$.
Menurut Menkeu dalam penjelasan tertulis Mengatasi Dampak Krisis Global Melali Program Stimulus Fiskal APBN 2009 yang dibeberkan Senin kemarin, kondisi krisis keuangan dan ekonomi di Amerika Serikat masih belum membaik, sehingga mengakibatkan kondisi fiskalnya akan mengalami beban utang akibat biaya penanganan krisis yang sangat besar, serta merosotnya kondisi industri manufaktur yang menyebabkan neraca perdagangan Amerika mengalami defisit.
"Maka nilai keseimbangan dolar Amerika terhadap mata uang dunia masih akan bergerak dan secara teoritis seharusnya venderung menjadi lebih lemah. Ketidakpastian ini masih akan membayangi nilai tukar rupiah dan mata uang di seluruh dunia hingga 2010," kata Menkeu.
Menkeu juga menjelaskan, kekhawatiran dan fenomena flight to quality dari investor global di tengah krisis keuangan telah memberikan tekanan di pasar uang dan dalam skala besar telah mengeringkan likuiditas dolar di pasar domestik di banyak negara. Selain ketat, pasar valas baik di negara maju maupun berkembang juga cenderung bergejolak di tengah ketidakpastian yang meningkat.
Tahun 2008 lalu, rupiah terdepreasiasi hingga 17,5 persen. Depresiasi ini akan terus berlanjut hingga 2009. Pemerintah memperkirakan rata-rata nilai tukar rupiah mencapai Rp 11.000/US$, lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya Rp 9.400/US$.
Pukul 14.20 WIB, pada data indeks mata uang Bloomberg, rupiah bertengger di posisi 11.940/US$. Sedangkan di pasar spot antarbank Jakarta, rupiah sempat menyentuh 12.050/US$.
Mengenali Tanda-Tanda Tantrum Tidak Normal pada Anak, Orang Tua Harus Merespons dengan Cermat
Tantrum adalah ledakan perilaku yang mencerminkan suatu respon disregulasi terhadap rasa frustasi anak sehingga anak tak mampu meregulasi rasa frustasi yang yang dialami.
