VIVAnews - AMD selalu menempatkan prosesor Phenom triple core mereka di segmen yang sama dengan prosesor dual core milik kompetitornya. Sejalan dengan diluncurkannya prosesor triple core dengan kode nama Heka, keputusan AMD itu mulai masuk akal.
Menurut daftar harga yang VIVAnews kutip dari situs resmi AMD, 25 Februari 2009, AMD melakukan perubahan harga pada sejumlah prosesor mereka, khususnya pada seri Phenom X3. Sebagai contoh, prosesor kelas atas mereka di jajaran tersebut, yakni Phenom II X3 720 Black Edition yang memiliki multiplier terbuka dengan kecepatan standar 2,8GHz kini harganya hanya 144 dolar AS.
Perlu diingat, tidak seperti Phenom seri 65 nanometer, jajaran Phenom II yang menggunakan proses manufaktur 45 nanometer sangat overclockable. Yang menarik, motherboard berkualitas yang sanggup melakukan overclocking terhadap prosesor itu juga harganya relatif terjangkau. Phenom II X3 720 dapat dioverclok hingga 4GHz lebih dengan pendinginan biasa. Bahkan rumor yang santer terdengar, dengan sedikit perubahan opsi di BIOS, beberapa prosesor X3 tertentu bisa menjadi sebuah prosesor quad core.
Dengan kisaran harga yang sama, Anda bisa memiliki prosesor Intel Core 2 Duo E7500 yang memiliki frekuensi kerja 2,93GHz. E7500 memang memiliki kecepatan yang lebih tinggi dan TDP yang lebih rendah, tetapi prosesor tersebut memiliki jumlah core yang lebih sedikit. Bila digunakan pada sistem yang menjalankan aplikasi multi thread atau penggunanya melakukan multi tasking, ekstra satu buah core pada Phenom X3 bisa lebih bermanfaat. Selain itu, pengguna yang melirik Core 2 Duo E7500 juga perlu merogoh kantong lebih dalam untuk membeli motherboard yang berkualitas.
Informasi lengkap mengenai harga terbaru prosesor-prosesor AMD dapat Anda simak di situs resminya di sini. Anda juga bisa membeli prosesor ini di toko online di Internet seperti di Newegg.
Mensos Risma Berikan Pesan ke Konten Kreator: Tidak Usah Takut untuk Melangkah!
Dalam acara bertajuk YouTube Seribu Kartini Beda Tapi Sama di Jakarta, Jumat,19 April 2024, Menteri Sosial Risma mengemukakan bahwa seorang kreator konten tidak takut.
