BUMN Wajib Lapor Eksposur US$ Mulai 2 Maret

VIVAnews - Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara menginstruksikan 20 perusahaan negara untuk melaporkan rencana penggunaan US$ selama dua tahun mendatang. Laporan tersebut harus sudah mulai masuk ke kementerian mulai Senin, 2 Maret 2009.

Kebijakan ini merupakan langkah kedua yang dilakukan kementerian untuk memonitor penggunaan mata uang asing dalam setiap transaksi perdagangan perusahaan BUMN. Sebelumnya, kementerian meminta BUMN melaporkan kepemilikan serta kebutuhan mata uang asingnya melalui sebuah tim kerja. 

"Pertemuan sekarang ini, kami akan melihat lebih panjang selama dua tahun ke depan sehingga pemerintah mengetahui bagaimana profil kebutuhan BUMN ke depan," ujar Menteri Negara BUMN Sofyan Djalil di kantornya, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Kamis 26 Februari 2009.

Pantauan VIVAnews, 20 BUMN yang dipanggil tersebut di antaranya PT Pertamina, PT Aneka Tambang Tbk, PT Garuda Indonesia, PT Timah Tbk, PT Jamsostek, PT Jasindo, PT Wijaya Karya Tbk, dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Rapat berlangsung di lantai 21 gedung kementerian. 

Menurut Sofyan,  eksposur BUMN besar dipastikan akan mempengaruhi ketersediaan dolar dalam negeri. Lebih jauh, hal itu akan mempengaruhi kebijakan terhadap mata uang rupiah. Sebab, selama ini perusahaan pelat merah memiliki banyak proyek-proyek besar "Kalau kebutuhan dolar mereka itu tidak sinkron (mismatch) bisa jadi masalah dan tekanan terhadap valuta asing," katanya.

Sofyan menjelaskan, profil eksposur US$ yang nantinya diserahkan tersebut akan mencantumkan data mengenai kewajiban, jatuh tempo utang, serta pendanaan untuk sejumlah proyek yang akan dikembangkan. Perusahaan nantinya hanya tinggal memasukan data-data tersebut dalam form yang sudah ada dan diserahkan langsung melalui internet.

Dia menambahkan, pihaknya akan monitor kembali penggunaan eksposure dollar secara online setelah laporan yang diminta telah diterima. Data-data tersebut nantinya dibagikan kepada Menteri Keuangan dan Bank Indonesia. "BI sebenarnya mempunyai datanya, tapi kita ingin tahu lebih pasti. BI lebih ke makro dan kami ingin melihat dari pandangan BUMN itu sendiri," kata Sofyan.

Paket Promo ke Destinasi Wisata Dunia Bisa Dapat Diskon Rp 12 Juta, Simak!

Bagi para traveler yang ingin mencari paket promo perjalanan menarik ke sejumlah destinasi wisata internasional jangan ketinggalan.

VIVA.co.id

24 April 2024