Saham Indocement di Bawah Harga Wajar

VIVAnews - Target harga saham PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) di kisaran Rp 5.600. Harga tersebut dihitung dengan menggunakan metode arus kas terdiskon (discounted cash flow/DCF) dan asumsi biaya modal rata-rata tertimbang (weighted average cost of capital/WACC) sebesar 14,35 persen.

"Kami mengubah rekomendasi kami menjadi buy dari sebelumnya hold, karena harga saat ini jauh dari nilai wajar," jelas analis PT BNI Securities Maxi Liesyaputra dalam risetnya tentang Indocement edisi Senin 10 November 2008.

Pada perdagangan awal pekan ini, harga saham emiten sektor semen itu menguat Rp 100 (2,84 persen) menjadi Rp 3.625. Total nilai transaksi mencapai Rp 11,2 miliar.

Pada periode sembilan bulan pertama 2008, Indocement mencatat kenaikan penjualan sebesar 37 persen menjadi Rp 7,2 triliun. Beban pokok penjualan mencatat kenaikan 29 persen menjadi Rp 4,3 triliun, terutama karena kenaikan biaya bahan bakar minyak (BBM) sebesar 38 persen menjadi Rp 2,1 triliun.

Meskipun demikian, laba kotor mencatat pertumbuhan sebesar 50 persen menjadi Rp 3 triliun. Dengan kenaikan beban usaha sebesar 37 persen, laba usaha naik 59 persen menjadi Rp 1,79 triliun. Kinerja perseroan diperkuat dengan adanya penurunan beban bunga sebesar 33 persen menjadi Rp 101,3 miliar serta kenaikan pendapatan bunga sebesar 210 persen menjadi Rp 26,2 miliar.

Kondisi itu memicu laba bersih perusahaan mencapai pertumbuhan sebesar 76 persen menjadi Rp 1,23 triliun. "Hasil ini di atas perkiraan kami. Perkirakan sampai akhir 2008, Indocement akan membukukan pendapatan Rp 8,6 triliun dengan laba bersih Rp 1,5 triliun," jelas dia dalam risetnya itu.

BNI Securities memiliki outlook positif terhadap peningkatan kinerja perseroan karena permintaan semen masih dalam tren naik. Hal itu didorong oleh kenaikan pembangunan properti dan infrastruktur, meskipun pertumbuhannya akan sedikit melambat di tengah tren krisis keuangan global.

Tekuk Korea Selatan, Rafael Struick: Ayo Kita ke Paris dan Ciptakan Sejarah Lagi!

Sementara itu, total aset perseroan hingga akhir tahun ini diperkirakan Rp 11,08 triliun dengan ekuitas mencapai Rp 7,88 triliun. Valuasi price to earning ratio (PER) 10,8 kali dengan price to book value (PBV) sebesar 1,6 kali.

Pemandangan Gunung Kembang, Wonosobo, Jawa Tengah.

Nyamannya Naik Gunung Terbersih di Indonesia

Menghirup udara segar plus menikmati indahnya alam pengunungan, kebersihan menjadi salah satu faktor terpenting. Dan paket lengkap itu bisa ditemukan di Gunung Kembang.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024