Anak Perempuan Afganistan Dilarang Sekolah

VIVAnews - Anak perempuan di Afghanistan tidak bisa bebas bersekolah. Mereka dilarang ke sekolah oleh kelompok pemberontak yang ada di sana yaitu kelompok Taliban. Jika pergi ke sekolah, bahaya besar akan mengancam mereka.

Resmi Jadi WNI, Thom Haye dan Ragnar Oratmangoen Tak Bisa Perkuat Timnas Indonesia Vs Vietnam

Bahaya yang ditemui teman-teman kita itu sangat mengerikan, yaitu pemboman dan penculikan. Hal itu membuat mereka selalu merasa ketakutan saat akan berangkat sekolah.

Salah satu anak perempuan yang pernah mengalami perasaan itu adalah Hina Khan. Saat pergi ke sekolah, ia selalu ketakutan akan diserang kelompok Taliban yang bisa datang setiap saat. Tapi meskipun bahaya mengancam, Hina tetap pergi ke sekolah untuk menuntut ilmu.

Investasi Dunia Menunggu, Anggota DPR Sarankan Pemerintah Segera Proklamasi Ibu Kota Pindah

Saat itu, Hina tinggal di Lembah Swat, yaitu pegunungan yang membatasi Pakistan dan Afghanistan. Kini, ia sudah pindah ke Islamabad, Pakistan yang jaraknya 161 kilometer dari Swat, agar bisa bersekolah dengan aman.

Tetapi Hina mengkhawatirkan teman-temannya yang masih ada di Lembah Swat. Taliban telah menghancurkan 200 sekolah putri yang ada di lembah Swat.

Negara-negara Barat Tolak Kemenangan Putin Dalam Pemilu 2024 di Rusia

"Semua temanku masih di sana dan hidup dalam kesulitan. Mereka juga tidak dapat pergi dari Swat karena tidak mampu membiayai hidup di Islamabad," kata Hina.

Wah, kasihan sekali ya teman-teman kita yang ada di sana.

Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana menjelaskan tugas-tugas para staf khusus presiden usai mereka bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Senin, 2 Desember 2019.

Marhan Harahap Dihadang Hingga Meninggal, Jokowi Minta Aparat Keamanan Bertindak Humanis

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya Marhan Harahap, pria bergamis yang sempat dihadang hendak ke Masjid Agung Rantau Prapat Labuhan

img_title
VIVA.co.id
19 Maret 2024