Kebutuhan Valas BUMN Tak Sampai US$ 1 Miliar

VIVAnews - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memperkirakan kebutuhan valuta asing (valas) dari perusahaan negara sampai 2012 kurang dari US$ 1 miliar. Pihaknya mengklaim eksposure valas tersebut tidak akan berpengaruh terhadap perekonomian secara makro.

"Kami sudah dapat laporan dari BUMN, tinggal dilaporkan saja ke Menteri Keuangan," ujar Menteri Negara BUMN Sofyan Djalil di kantornya, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Senin 16 Maret 2009.

Menurut Sofyan, pihaknya berkepentingan untuk melihat eksposure valas agar bisa menilai apakah hal itu bisa memberikan dampak pada makro ekonomi. "Secara umum, tidak ada yang mengkhawatirkan," ujarnya.

Sofyan menambahkan, laporan penggunaan valas tersebut mencakup kebutuhan pendanaan perusahaan pelat merah sampai tahun 2012. Sayangnya dia enggan mengungkapkan total kebutuhan dana valas tersebut.

Namun Menteri memastikan bahwa total kebutuhan valas tidak sampai US$ 1 miliar. "Jumlahnya tidak banyak, artinya kami di sini ingin melihat pasokan dan kebutuhan valas mereka," kata dia.

Sebelumnya Kementerian telah memanggil sekitar 20 BUMN skala besar untuk melaporkan kebutuhan valasnya sepanjang 2009-2010.

Deputi Pertambangan, Industri Strategis, Energi, dan Telekomunikasi Kementerian BUMN Sahala Lumban Gaol mengatakan pihaknya saat ini masih merekapitulasi laporan BUMN. "Belum bisa diungkap karena ini masalah sensitif," ujarnya.

Presdir P&G: Konsumen Adalah Bos
Fang Cheng Bao Super 9 / Bao 9

BYD Pamer Mobil Super Canggih, Bodinya Furutistik

Raksasa otomotif asal China, BYD melalui merek premiumnya Fang Cheng Bao, meluncurkan tiga kendaraan listrik baru pada Konferensi Musim Semi Fang Cheng Bao. Dua di antara

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024