Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan

Yang Berkesan Saat Jadi Ustadz Keliling

VIVAnews - Tak ingin dibilang 'Bagai kacang lupa kulitnya' pribahasa yang menggambarkan kalau pemimpin sudah naik lupa turun itu, ditepis jauh-juah Ahmad Heryawan, ustadz yang kini memimpin Provinsi Jawa Barat.

Tidak heran bila sebagian masyarakat, kerap menyapanya dengan panggilan ustadz Gubernur. Hal itu memang cukup beralasan. Sebelum terjun ke dunia politik, Heryawan, menjalani kehidupannya sebagai ustadz keliling. Hari-harinya diisi dengan memberikan ceramah pengajian di sejumlah mesjid.

Kebiasaan mantan ketua Rohis SMA 3 Sukabumi itu, diantaranya memberikan khotbah salat Jum'at. Hal itu masih dilakukannya, begitu pula saat kunjungan kerjanya ke tiap daerah.

"Kalau Saya datang ke sebuah mesjid, khotibnya ga mau naik mimbar. Makanya kalau saya ingin mendengarkan khutbah Jum'at, datangnya setelah khotib naik mimbar," ujarnya saat ditemui  VIVAnews di Gedung Sate Bandung, beberapa waktu lalu.

Karena itu, wajar jika nuansa ke Islaman begitu kental terasa di lingkungan pemerintahan provinsi Jawa Barat. Pria kelahiran Sukabumi 19 Juni 1966 itu, selalu berusaha memberikan suri teladan sebagai pemimpin.

Seperti halnya dalam meningkatkn keimanan dan ketakwaan, Dia sering mengajak para staf dan pejabatnya untuk melaksanakan ibadah shalat berjamaah.

Baik yang dilaksanakan di Gedung Sate maupun dirumah dinasnya. "Itu kewajiban jangan ditinggalkan," ujarnya singkat.

Ditengah kesibukannya menjalankan roda pemerintahan, Heryawan pun, masih menyempatkan diri untuk menggelar acara pengajian bersama. Meski tidak ditentukan waktunya, acara yang digelar satu bulan sekali itu, selalu dipenuhi para pejabat pemprov Jabar.

Seperti biasanya, Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Umat Islam itu, selalu bertindak sebagai imam dan penceramah. Tanpa rasa canggung dan dengan gaya keustadzannya, Dia membeberkan akidah Islam.

"Menyebarkan syariat islam dan dakwah merupakan kewajiban. Apalagi Saya dulu Trener atau motivator masalah pengembang kepribadian. Mudah-mudahan dengan seperti ini, Saya masih terus bisa istiqomah," ujarnya.

Menurut Ayah enam anak itu, dengan kegiataan keagamaan, selain menjalin silaturahmi, juga  dapat lebih mendekatkan dirinya dengan masyarakat. Begitu juga halnya dengan para bawahnya.

Usai pengajian atau shalat berjamaah, Dia selalu meyempatkan diri untuk berbincang sejenak. Baik obrolan hingga masalah pemerintahan. "Yah, biar ada hikmahnya lah. Biar lebih akrab lagi," selorahnya disertai senyuman.

Kebiasaan yang masih dilakukan dalam kehidupan keluarnya, yaitu memandikan anaknya. Bahkan untuk membantu tugas istrinya dalam menyiapkan makan, sesekali Dia pergi berbelanja ke pasar.
Tanpa rasa malu, Heryawan antri bersama kaum perempuan membeli kebutuhan bahan memasak makanan. "Makanan yang paling Saya sukai, tempe, sayur asem dan lalab," ujarnya.

Sebelum menjadi Gubernur Jawa Barat, Heryawan pernah menjabat sebagai Wakil ketua DPR DKI Jakarta periode 2004-2009. Kiprah mantan Ketua OSIS SMP Negeri Sukaraja, Sukabumi (1981-1982), sudah dimulainya sejak menjadi mahasiswa.

Dalam aktivitasnya Sarjana lulusan Fakultas Syariah LIPIA Jakarta pada tahun 1992 itu, kerapkali berdiskusi tentang masalah bangsa bersama mahasiswa dari Universitas Indonesia (UI). Dia juga aktif turun ke jalan untuk berdemonstrasi menuntut reformasi.

Dari sanalah Ahmad akhirnya ikut mendirikan Partai Keadilan, dan dipercaya menjadi Ketua DPW DKI Jakarta dan berlanjut hingga partai itu menjadi PKS.

Di partai ini, Ahmad berperan sebagai konseptor yang bertugas mendesain jaringan. Bersama teman-temannya ia menggali dan mengumpulkan gagasan, hingga diperoleh suatu sistem jaringan partai yang efektif dari tingkat pengurus pimpinan pusat hingga tingkat RT.

Minatnya untuk terjun ke dunia politik tidak terlepas dari faktor keturunan. Karena Ayah Heryawan merupakan salah seorang aktivis Partai Nasional Indonesia (PNI).

"Tetapi, saya lebih sependapat bila faktor lingkunganlah yang paling dominan mendorong saya ke politik," ujarnya.

Laporan: Sigit Zulmunir | Bandung

Viral di Media Sosial Tawuran Brutal Antar Pelajar, 3 Pelaku Terancam Hukuman Penjara 10 Tahun
Ilustrasi pengendara sepeda motor

Akibat Rem Mendadak, Pengendara Motor Tabrak Pikap hingga Terjungkal

Baru-baru ini terjadi di media sosial, sebuah video di media sosial memperlihatkan pengendara motor menabrak sebuah mobil pikap hingga terjungkal.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024